Lihat ke Halaman Asli

Kisruh Terus Kapan Majunya?

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya tidak habis pikir dengan segala kekisruhan yang terjadi di Indonesia, sering bahkan seakan-akan tidak ada habisnya kisruh-kisruh dan kisruh. Bukan hanya dalam bidang sosial politik saja, tetapi didunia olahraga yang menjunjung tinggi dan mengagung-agungkan nilai-nilai sportifitas dan fairplay pun tidak lepas dari KISRUH.

Mungkin memang sudah takdir bahwa otak orang-orang Indonesia ini njlimet dan senang dengan yang kisruh-kisruh. Kalah PILKADA bakar-bakaran, Kisruh... kalah PILKADES demo-demo-an berujung bakar-bakaran dan pengrusakan, Kisruh juga... Kalah dalam pemilihan jadi pengurus organisasi olahraga... bikin onar, koar-koar kesana kemari mencari pembenaran sendiri... Kisruh lagi... HERAN!

Susahnya menjadi orang yang berjiwa besar, mau mengakui kekalahan dan dengan ksatria memberikan ucapan selamat kepada rival yang memenangkan sebuah 'Pertandingan'. Meskipun saya tahu, mereka telah banyak mengeluarkan biaya dan dana yang tidak sedikit untuk memenangkan sebuah 'Pertandingan' di negeri Indonesia ini. Tapi kenapa tidak dicoba untuk menjadi salah satu dari orang-orang yang BERJIWA BESAR.

Biang dari kekisruhan adalah KESERAKAHAN. Lihatlah apa yang terjadi di organisasi sebesar PSSI. Prestasi tidak ada tapi para pengurusnya sibuk dengan urusannya sendiri untuk menguasai Kepengurusan PSSI. Mungkin di organisasi yang satu ini merupakan ladang subur dan gembur untuk mendapatkan dana secara berlimpah tanpa harus bertanggungjawab, sehingga para pendukung status quo yang sebelumnya di geser oleh Kepengurusan yang baru begitu getoll untuk kembali menguasainya. HERAN!

Kejadian makin berlarut-larut, karena pengurus yang sekarang terkesan terlalu LAMBAN dan TIDAK TEGAS. Saat ini kita butuh ketegasan, ditengah-tengah ketidakpercayaan kami dengan gaya kepemimpinan yang sekarang ini. Kita butuh sesuatu yang bisa menyegarkan semangat kami untuk melakukan perubahan besar buat negeri ini, mungkin bisa dimulai dari organisasi PSSI. Bersihkan PSSI dari tangan-tangan kotor yang hendak mengeruk keuntungan dengan menggadaikan nurani. KORUPSI.

Ambil tindakan tegas, jika memang PSSI masih merasa memiliki hak 99% saham atas PT LI. Kenapa tidak mengambil alih pengurusan PT LI secara hukum, di audit dan kemudian mengelolanya. Misalnya menugaskan PT LI untuk menggelar Liga Amatir, mungkin dengan cara itu kita bisa terhindar dari sangsi FIFA. Para pemain klub-klub peserta Liga Amatir PT LI pun masih bisa membela teamnas. Dan yang pasti PT LI masih dibawah kontrol PSSI.

Kami sangat berharap KEKISRUHAN ini segera berakhir, dan kami bisa tertawa dengan gembira bahwa ternyata dari olahraga rakyat, Sepakbola, bisa menjadi sebuah momentum untuk membersihkan negeri ini dari 'tangan-tangan kotor' dan menjadikan kita lebih dewasa dan BERJIWA BESAR dalam ber demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline