Album "Teriakan Bocah" dari Kelompok Penerbang Roket: Energi Rock Klasik yang Mengguncang Indonesia
Kelompok Penerbang Roket (KPR) meluncurkan album debut mereka, "Teriakan Bocah", pada tahun 2015, dan langsung mendapatkan tempat istimewa dalam dunia musik rock Indonesia. Album ini membawa gaya musik rock klasik dan punk yang energik, serta menyajikan lirik penuh semangat yang khas. Mengusung semangat pemberontakan dan gaya hidup bebas, KPR berhasil menciptakan karya yang berbeda, mengokohkan posisi mereka sebagai band rock yang solid dan orisinal di era modern.
Album ini terdiri dari tujuh lagu yang menyoroti berbagai tema, mulai dari sosial hingga kritik eksistensial. Dari awal, KPR terinspirasi oleh gaya musik legendaris seperti Duo Kribo, yang membuat mereka mampu meramu unsur rock lokal dengan gaya keras yang lebih modern. John Paul Patton (bass dan vokal), Rey Marshall (gitar), dan I Gusti Vikranta (drum) memperlihatkan nuansa rock klasik yang hidup dan autentik di setiap lagu.
Salah satu lagu paling ikonik di album ini adalah "Mati Muda", yang segera menjadi hits besar di kalangan penggemar. Dengan riff gitar yang kuat dan beat drum yang menghentak, lagu ini menghadirkan pandangan kritis tentang kehidupan yang keras dan cepat, cocok dengan selera pendengar yang menikmati musik penuh energi dan provokasi. Lirik "Mati Muda" yang sederhana namun penuh makna membuat lagu ini begitu relevan, terutama bagi mereka yang menyukai tema anti-mainstream dan kebebasan.
"TO" adalah lagu lain yang mencerminkan nuansa lebih gelap dan reflektif, menceritakan tentang ketidakpastian dan pencarian jati diri. Melalui permainan gitar Rey yang intens dan suasana musik yang suram, lagu ini membawa pendengar ke dalam pengalaman emosional yang dalam. Lagu ini memberikan sentuhan puitis yang berbeda dari yang biasa ditemukan di musik rock, memperlihatkan kemampuan KPR dalam mengolah tema introspektif yang lebih serius.
"Dimana Merdeka" juga menjadi salah satu lagu penting dalam album ini, membawa pesan tajam tentang kebebasan di tengah kehidupan modern. Dengan bass John Paul Patton yang kuat, lagu ini mengajak pendengar untuk berpikir lebih jauh mengenai arti merdeka. Ketukan drum Gusti yang bertenaga mendukung intensitas lagu, menghidupkan tema kebebasan yang menjadi salah satu spirit utama KPR.
Album "Teriakan Bocah" langsung diterima dengan baik oleh kritikus musik dan penggemar, termasuk komunitas penggemar KPR, Pencarter Roket. Tidak hanya menghadirkan karya rock yang kuat, album ini juga memperlihatkan KPR sebagai band yang mampu menghidupkan kembali semangat rock klasik dengan pembawaan modern yang kreatif. Pencarter Roket, basis penggemar loyal KPR, selalu hadir di setiap konser dan membuat album ini semakin dikenal luas.
Album debut ini membuktikan bahwa KPR memiliki visi yang jelas dalam bermusik. Dengan lirik yang tajam dan suara yang keras, "Teriakan Bocah" bukan hanya menjadi karya musik, tetapi juga simbol kebebasan, pemberontakan, dan ekspresi diri bagi anak muda. Keberhasilan album ini menjadikan KPR sebagai salah satu band rock yang paling disegani dan paling dihormati di kancah musik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H