Lihat ke Halaman Asli

Nyi Ismayawati

Urip sakmadya

Kenikir Merah Muda untuk Rita

Diperbarui: 17 November 2020   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto sendiri.

Ingin ku bercerita tentang kisah lama kala jatuh cinta pada seorang gadis bersahaja dari tanah seberang sana yang kini tinggal di desa tetangga.
Entah mengapa aku jatuh cinta padanya hanya karena pandangan pertama.
Padahal dia tidak cantik. Tidak juga manis. Biasa saja. Cuma lincah.
Wajahnya selalu ceria dengan senyum sumringah membuat hatiku berbunga-bunga walau seorang pria.
"Bisa petikkan aku setangkai bunga warna merah muda?"
Aku pun memetik setangkai bunga kenikir liar merah muda di tepi sawah. Lalu ia pergi tanpa pamit sambil bernyanyi riang ria "Desaku yang Tercinta".
Aku cuma menggaruk-garuk kepala dan bertanya-tanya siapa dia dan dari mana.
Jangan-jangan dia memedi sawah yang suka menggoda.

Esoknya lagi dia datang sambil membawa boneka. Dia berkata ini teman setianya yang akan diajaknya ke surga.
Aku semakin bingung padanya lalu bertanya kapan ia akan ke surga.
Ia tertawa renyah dan berkata tak lagi terlalu lama sambil memandangku manja.
Kulihat setitik air bening di sudut matanya yang indah.
Aku jadi bingung dan bertanya dalam hati ada apa dengan dia.

Sebulan aku sering ditemaninya kala mengolah tanah sawah. Ia datang hanya untuk bernyanyi ria sambil mencari bunga-bunga kecil di tepi pematang sawah dan berkisah ia tinggal bersama ibunya di desa sebelah.
Hingga pada suatu hari dia memberikan bonekanya padaku sebagai rasa terimakasih berteman dengannya.
"Taruhlah boneka ini di tempat tidurku selamanya," padaku dia meminta tanpa kutahu maksudnya. Ataukah sebagai tanda cinta.

Satu purnama sudah dia tak datang lagi ke sawah. Ternyata aku merindukannya.
Dan pada akhirnya seorang bunda datang membawa berita gadis lincah ceria bernama Rita itu telah tiada. Kembali ke Sang Pencipta Alam Semesta karena sakit leukimia. Sang ibu juga bercerita kalau sang putri ke sawah sekedar melupakan derita atas penyakitnya.

Sang ibu pun mengajakku ke pusaranya dan di situ kutaruh boneka kesayangannya.
Secarik kertas putih dari Rita lewat ibunya tertulis "Aku suka bunga merah muda darimu."

Kenikir merah muda di tepi sawah. Foto sendiri

Foto sendiri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline