Lihat ke Halaman Asli

Nyi Ismayawati

Urip sakmadya

Bunga Putih di Tepi Kali

Diperbarui: 17 November 2020   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto sendiri.

Ada lima bunga warna putih kutanam di halaman rumahku di desa. Semua aku suka. Semua kucinta.

Kala kudekati melati putih yang harum baunya, Emakku bilang,"Jangan seperti melati, harum baunya tapi tak pernah jadi hiasan rumah. Kena gerimis sedikit saja langsung layu dan rontok."

Kulihat ada tiga melati putih rontok di tanah dengan setitik air hujan yang masih menempel. Melati mulai busuk.

Foto sendiri.

Foto sendiri.

Lalu kudekati bunga wijaya kusuma.

Emakku bilang,"Jangan seperti wijaya kusuma, hanya mekar dan merebakkan aroma wangi saat malam hari tak ada kumbang yang datang. Kadang membuat orang takut dikira ada memedi. Begitu pagi datang langsung layu."

Kulihat ada tiga tangkai wijaya kusuma layu tak menarik.

Foto sendiri.

Foto sendiri.

Foto sendiri.

Di bawah rambatan bunga wijaya kusuma ada kolam ikan dengan setangkai teratai putih berseri.

Emakku juga bilang,"Teratai putih itu cantik walau tak berbau harum."

Aku tersenyum mendengarnya.

Tapi Emak berkata,"Sayang sekali hidup dilumpur dan air kotor jadi hanya kumbang kecil yang datang."

Kulihat seekor lebah kecil terbang di atas putik teratai seakan mau ditelan teratai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline