Lihat ke Halaman Asli

Nyi Ismayawati

Urip sakmadya

Samudera Cinta Kita

Diperbarui: 7 November 2020   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto sendiri.

Kau ajak diriku berdiri di tepi pantai menatap samudra biru dengan langit mendung kelabu walau hanya tipis menutupi pandangan kita. Kita hanya diam terpaku menatap riak gelombang yang datang menghampiri kita karena tiupan angin langit yang semilir menyibak rambutmu yang mulai memanjang.

Tak ada kata terucap dari bibirku yang menunggu apa yang hendak kau katakan padaku tentang laut biru tak berbatas membentang di hadapan kita. Deburan ombak yang membawa pasir seakan ingin menyeretku membawa ke tengah lautan seperti suara gelora hatiku bersama degup jantung yang terus berdetak dalam diammu.

Foto sendiri

Foto sendiri

Kupegang erat lengan hitam kekarmu kala gelombang datang kembali mengajakku bercengkerama dalam raguku yang bertanya mungkinkah kita akan berlayar mengarungi samudra di depan kita dengan perahu layar harapan yang kutunggu darimu. 

Kau tetap membisu seperti karang cadas yang berdiri angkuh di lautan biru yang tak henti dihantam gelombang badai sepanjang masa.  

Pekikan seekor camar yang mengejar tiang sampan menggugahmu terbangun dari lamunan harapan mengajakku menuju bahtera cinta  untuk berlayar ke pulau harapan jauh di sana tempat kita kelak membangun istana cinta.  

Foto sendiri

Foto sendiri

Catatan:

Foto pertama pernah dimuat di KFK, Kompas pada 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline