Lihat ke Halaman Asli

Khuzaimah Nasywa

Mahasiswi Universitas Sriwijaya

Mengkhawatirkan WNI di Lebanon, Kementerian Luar Negeri Sarankan Ikut Evakuasi Secepatnya

Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ledakan di Lebanon. Sumber : BBC News

Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, meminta WNI yang masih berada di Lebanon untuk segera mengikuti evakuasi yang disediakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia, juga dikenal sebagai KBRI Beirut. Dia juga mengimbau WNI untuk kembali ke Indonesia selagi ada kesempatan setelah konflik di Timur Tengah meningkat.

"Kami sampaikan apa adanya. Kami harus evakuasi sekarang, sebelum situasi semakin memburuk," kata Judha saat konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat pada Jumat, 4 Oktober 2024. (Cahyani, 2024)

Apabila situasi memburuk dan terjadi perang terbuka, proses evakuasi yang akan dilakukan Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beirut menjadi terbatas karena kondisi yang berbahaya.

Apalagi, jika ada serangan ke titik-titik vital yang melumpuhkan aktivitas perhubungan, ujar Judha. (Sekarwati, 2024)

Di sisi lain, Judha juga mengakui, meski pemerintah telah berupaya untuk terus menjamin keselamatan WNI di Lebanon dengan melakukan evakuasi, keputusan mengikuti evakuasi tetap berada pada kehendak masing-masing WNI.

"Mohon jangan ditunda-tunda sampai situasi semakin memburuk," ujarnya.

Judha juga mengingatkan seluruh Warga Negara Indonesia untuk menunda perjalanan ke negara-negara yang berisiko tinggi terhadap konflik, seperti Lebanon, Suriah, Iran, Palestina, dan Israel. WNI disarankan untuk menunda perjalanan ke Israel untuk tujuan ziarah keagamaan, mengingat situasi keamanan di Israel yang saat ini dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam status Siaga 1. Selain itu, Judha juga meminta WNI untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan gangguan penerbangan jika perjalanan yang dilakukan memerlukan transit di bandara-bandara di kawasan Timur Tengah.

"Waspadai disrupsi penerbangan untuk menghindari pelaku perjalanan terdampar di beberapa titik hub penerbangan internasional," tuturnya.

Israel pada minggu lalu telah membunuh pemimpin Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah. Tindakan pembunuhan ini dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas Lebanon serta kawasan sekitarnya. Kepala Pengungsi PBB, Filippo Grandi, menyatakan bahwa lebih dari 200 ribu orang telah mengungsi di dalam Lebanon, sementara lebih dari 50 ribu orang telah melarikan diri ke negara tetangga, Suriah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline