PROLOG
Satu langkah telah selesai dengan cepat, tepat dan memuaskan. Seringaian puas dan penuh kemenangan tergambar jelas di wajahnya yang legam dan penuh keringat. Lihat besok, dia akan duduk menikmati hasil jerih payahnya. Melihat polisi-polisi kebingungan dan suara tangisan dari orang di sekitarnya. Itu pasti akan sangat menyenangkan, pikirnya.
Dia mengambil sebuah pasfoto yang tampak usang dan sudah berusia setidaknya lebih dari 5 tahun. Beranjak ke foto berikutnya yang berjajar di sebuah album foto miliknya. Foto kedua jauh lebih baik dan berwarna, menampakkan sebuah senyum manis dengan deretan gigi putih kecil. Dia membelai dengan lembut dan menatapnya dengan seksama, terlihat jelas jika pria itu menggagumi seseorsang dalam foto itu.
"suatu hari nanti, aku akan membelaimu langsung, bukan foto seperti ini." Gumam pria itu dengan tidak mengilangkan seringaian menakutkan dari wajahnya. "lihat saja nanti, sayang." Ucapnya lagi.
Terakhir, dia membubuhkan sebuah ciuman diatas foto itu. Fantasinya terbang kemana-mana. Masih ada banyak waktu tersisa, dia akan beristirahat dan melakukan pekerjaan selanjutnya esok hari. Album foto di letakkanya kembali ke tempat semula, tempat yang aman dari jangkauan siapapun kecuali dirinya. Sampai waktunya tiba, dia tidak ingin siapapun tahu siapa yang ada di dalam album tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H