Lihat ke Halaman Asli

Debu Masuk Mata Bisa Jadi Pterigium Lho!

Diperbarui: 4 April 2017   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334975758281238685

Terkadang kita tidak terlalu peduli dengan debu yang mengenai mata, menganggapnya sebagai sesuatu hal yang kecil. Tetapi siapa menyangka debu yang masuk ke mata ditambah lagi paparan sinar matahari serta angin bisa mengakibatkan mata kita harus mendapatkan tindakan medis. Operasi.

[caption id="attachment_175979" align="aligncenter" width="230" caption="mata kiri ketika masih normal (dok. pri)"][/caption]

Saya mengalaminya sendiri. Sabtu lalu harusmenjalani operasi karena divonis dokter mata saya mengalami Pterigium. Pterigium sendiri kalau dilihat seperti timbunan lemak, awalnya ada di sudut dalam mata. Tetapi semakin lama semakin mendekati pupil. Saya sendiri mengalami pterigium stadium 3 karena sudah mencapai pupil.

[caption id="attachment_175980" align="aligncenter" width="745" caption="sudah terkena pterigium tetapi belum parah - dok.pribadi"]

13349758371462567662

[/caption]

[caption id="attachment_175983" align="aligncenter" width="771" caption="kalau seperti ini, memang harus mendapatkan tindakan medis. -dok.pribadi"]

1334976030461678400

[/caption]

Gejala awal yang saya rasakan adalah gatal di mata hingga akhirnya sering berair dan berwarna kemerahan seperti terkena iritasi ringan. Karena saya mengira hanya terkena debu saja, saya menggunakan obat tetes mata. Tetapi semakin lama timbunan lemak itu semakin besar dan mengakibatkan kepala sering pusing. Dokter bilang, gara-gara pterigium ini, mata menjadi silinder. Wajar saja, waktu dites untuk membaca huruf-huruf, ada baris yang kabur.

Pterigium sendiri – kata dokter- banyak ditemui pada masyarakat yang tinggal di daerah tropis. Sebaiknya saat beraktifitas di luar ruangan, kita menggunakan pelindung mata. Apalagi jika kita sering naik motor jarak jauh. Usahakan memakai kacamata walaupun sudah ada kaca pelindung pada helm. Saya jadi teringat selama 15 tahun ke tempat kerja naik motor 54 km setiap harinya. Banyak truk-truk pengangkut pasir yang tidak ditutup bak belakangnya. Ataupun asap knalpot mobil yang menghitam yang terkadang langsung terkena muka. Inilah penyebab kelainan pada mata saya.

Selain pencegahan dengan meneteskan obat tetes mata yang tepat, jika memang parah, maka harus dioperasi agar tidak mengganggu penglihatan. Operasi ringan. Tidak sampai 1 jam dengan bius lokal. Jadi kita tahu saat dokter dan asistennya melakukan tindakan pada mata. Mulai dari pembiusan, pengangkatan pterigium itu sendiri, melakukan irigasi pada mata agar darah mengalir ke luar –saat itu saya sempat panik karena kornea tertutup darah yang menyebabkan pandangan saya kabur- hingga saat dokter menjahit kornea mata. Ya, kornea dijahit. Saya melihat sendiri dengan hati-hati saat dokter menjahit menggunakan benang yang sangat kecil. Setelah itu mata dibersihkan, diberi obat tetes mata dan terakhir diberi salep mata. Lalu mata ditutup menggunakan perban. Operasi selesai.

Setelah operasi, tiap 4 jam sekali, mata harus diberi obat tetes mata. Selain itu, dokter juga memberikan obat penghilang nyeri dan vitamin mata untuk diminum. Selama 3 hari mata diperban. Rasanya memang tidak nyaman dengan satu mata tertutup. Mata jadi tidak bisa fokus dan sering pusing. Saya mengira pusing yang saya alami karena stress. Bagaimana tidak stres, jika saat menancapkan flash disk ke cpu saja meleset terus. Hehehehe…..

Setelah operasi, mata akan memerah untuk beberapa hari. Kata dokter, itu wajar. Tidak perlu khawatir, mata akan kembali normal. Yang penting, selama beberapa hari harus menggunakan kacamata pelindung, agar tidak terkena debu, matahari secara langsung maupun angin. Karena mata dalam masa pemulihan. Saya ikuti saja saran dokter. Sekarang mata saya mulai berkurang merahnya.

[caption id="attachment_175984" align="aligncenter" width="594" caption="masih merah, tetapi pterigium sudah diangkat. - dok.pribadi"]

1334976118176473183

[/caption]

Saat dalam keadaan satu mata tertutup, saya sangat merasakan bagaimana nikmat Allah SWT begitu besar. Kita yang diberi dua mata terkadang tidak menyadari jika hal itu sangatlah berharga.

#21042012

Terima kasih dr. Nugraha :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline