Lihat ke Halaman Asli

Imlek, Hujan, Rezeki, dan Logika

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang anda fikirkan pertama kali jika mendengar kata "IMLEK"?

Bisa jadi anda akan berfikir tentang angpao, kue keranjang, warna merah. Tapi ada juga yang langsung berfikir tentang hujan.

Mengapa?

Menurut kepercayaan, jika turun hujan saat imlek, itu pertanda rejeki. Rejeki di tahun yang akan dilaluinya.

Mengapa rejeki?

Kita tahu kebanyakan dari mereka menggantungkan hidupnya dengan berdagang. Maka dari itu mari kita hubungkan dengan logika.

Saat perayaan imlek, otomatis mereka akan tutup. Nah, jika hujan turun maka orang-orang akan malas untuk keluar rumah untuk berbelanja. Terus apa hubungannya dengan rejeki? Tentu saja, jika mereka nekad berjualan, jualan akan sepi juga. Lebih baik menghabiskan waktu dengan sanak saudara di tahun baru. Karena waktu untuk berkumpul dengan sanak saudara itu lebih berharga.

Untuk apa menghabiskan waktu menunggu pembeli di saat hujan? Toh orang-orang malas keluar saat hujan kan?

Jika tidak hujan rejeki akan berkurang, betulkah?

Kalau tidak hujan, orang-orang yang biasanya beli ke mereka akan mencari alternatif lain. Mungkin saat itu pelanggan mereka menemukan toko yang lebih bersaing, secara tidak langsung itu mengurangi pelanggan mereka. Berarti rejeki akan berkurang.

Tapi benar tidaknya tentang hujan itu saya tidak tau. Tulisan di atas hanya berdasarkan logika saya.

Bagaimanapun, saya sampaikan "Selamat Tahun Baru, Gong Xi Fa Chai". :)

23012012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline