Lihat ke Halaman Asli

Statis

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_278563" align="alignnone" width="300" caption="gambar diunduh dari http://ruangpamerima.blogspot.com/2009_04_01_archive.html"][/caption] Ketika udara sudah terasa mahal adakah sedikit kelegaan di relung dadaku? inginnya terus saja hidup, mencari kedamaian yang tiada pernah terpatri. Saat segalanya berputar cepat kenapa aku hanya diam terpaku? dan tak kuasa menggapai.... hanya sanggup memandang dan membisu. Ketika tulang-tulangku telah terasa remuk, adakah penopang yang kan memapahku? tuk sekedar menggapai... berdiri... berlari... tapi... segalanya telah pergi Dan kuhanya mampu memandang dan terpaku membisu.... tanpa pernah berharap asa kan tergapai Dan aku hanya bisa terhempas bersama puing-puing rinduku yang telah berserakan tanpa mampu tuk menyatukannya. - April 2004 - *coretan by me, lukisan "statis by imadawwas " *




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline