Lihat ke Halaman Asli

Khusnun Nisak Assalami

Mahasiswa Sosiologi

Perwujudan Teori Etnometodologi Harold Grafinkkel dalam Penyelenggaraan Rapat Desa

Diperbarui: 1 Desember 2022   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rapat rutin merupakan hal yang sering diadakan pada hari-hari tertentu di desa saya. Rapat biasanya diadakan untuk membahas perencanaan acara terkait hari besar, acara desa, maupun hari peringatan nasional. Rapat dihadiri oleh perangkat desa, perwakilan warga, dan perwakilan muda-mudi. Suatu ketika saya mendapatkan undangan untuk menghadiri rapat desa. Saya datang bersama beberapa muda-mudi yang menjadi perwakilan dalam rapat. Berbeda dengan berbagai rapat yang diadakan khusus untuk muda-mudi, kami merasa rapat desa ini lebih formal. 

Pada rapat internal muda-mudi, biasanya kami selingi dengan candaan, berbicara informal, dan melakukan banyak hal lainnya. Namun pada rapat desa ini kami menyesuaikan sikap secara formal. Karena mengingat rapat ini dihadiri oleh para tetua desa yang sangat dihormati. Posisi sebagai orang muda mengharuskan kami untuk selau bersikap hormat, sopan, dan bertutur kata baik dalam bahasa yang baik pula. Contohnya seperti ketika berbicara di dalam rapat menggunakan bahasa jawa halus. 

Kemudian ketika akan makan kami lebih mendahulukan para tetua untuk mendapatkan makanan dan menyantap makanannya terlebih dahulu. Menurut saya pengalaman ini merupakan salah satu contoh teori etnometodologi Harold Grafinkkel. Karena interaksi sosial yang terjadi secara verbal maupun nonverbal di dalam kasus tersebut, dilakukan bukan tanpa dasar. Namun didapat dari pengalaman sosial mereka, sehingga menciptakan interaksi tersebut. Hal itu sesuai dengan prinsip teori etnometodologi. 

Saya mengenal teori etnometodologi Harold Grafinkkel dari jurnal yang berjudul Etnometodologi Sebagai Pendekatan Baru dalam Kajian Ilmu Komunikasi. Jurnal ini menjelaskan bahwa etnometodologi merupakan sebuah teori yang berfokus pada analisis percakapan dan pemaknaan interaksi terhadap suatu tindakan sosial di kehidupan sehari-hari. 

Etnometodologi menjadi praktik sehari-hari yang berfokus pada persepsi, kesadaran, dan tindakan atau perbuatan yang dianggap lazim dalam kehidupan. Menurut jurnal ini, terdapat dua model utama dalam etnometodologi, yaitu setting institusional dan analisis percakapan. Setting institusional biasanya diwujudkan dalam perhatian terhadap struktur, aturan formal, dan prosedur resmi dalam memaknai perilaku keseharian. Sedangkan analisis percakapan dapat dilihat dalam hubungan antar ucapan pada sebuah percakapan, baik itu verbal maupun nonverbal. 

Dalam pemahaman saya, etnometodologi menjadi suatu bentuk implementasi individu terhadap makna sosial yang diserap dalam setiap pengalaman sosial. Setiap orang memiliki pengalaman dan dunia sosial yang berbeda, sehingga interaksi sosial yang dilakukan juga berbeda. Melalui interaksi sosial, individu akan memposisikan dirinya sesuai dengan pengetahuan sosial yang telah diserapnya. Baik itu dalam bercakap, bertindak, dan sebagainya. Seperti halnya dalam kasus rapat desa diatas. 

Interaksi sosial muda-mudi dalam bersikap formal terjadi bukan tanpa dasar. Mereka melakukan itu dengan berlandaskan pengalaman sosial yang sudah tertanam dalam dirinya. Dalam diri mereka tertanam nilai bahwa orang muda harus menghormati orang tua, selalu bersikap sopan, dan bertutur kata baik. Pada rapat desa, muda-mudi kemudian memposisikan dirinya dan mengimplementasikan pengalaman sosial mereka menjadi suatu interaksi sosial, baik secara verbal maupun nonverbal. 

Teori etnometodologi diperkenalkan oleh Harold Grafinkkel. Ia lahir di Newark, New Jersey, 29 Oktober tahun 1917. Grafinkkel menempuh studi yang berliku-liku karena perjalanan hidupnya ada di masa Perang Dunia II dan Defresi. Ia belajar dagang dan menempuh kuliah di Universitas Newark. Setelah lulus pada tahun 1939 Garfinkkel melanjutkan pendidikannya di program sosiologi University Of North Carolina. Kemudian Garfinkel melanjutkan studi ke Harvard dan belajar kepada Tallcot Parsons. Saat masih di Harvard, Garfinkel mengajar selama dua tahun di Princeton, dan setelah memperoleh gelar doktor ia pindah ke Ohio State. Pada musim gugur 1954 Garfinkel mendapat posisi di UCLA sampai dia pensiun pada 1987. Garfinkel selalu memakai istilah Etnometodologi untuk mendeskripsikan hal yang menarik mengenai pertimbangan juri dan kehidupan social pada umumnya. Sejumlah mahasiswa kemudian tertarik dengan pendekatan Garfinkel dan menyebarluaskannya ke seluruh Amerika Serikat hingga ke seluruh dunia.

Sumber : 

Susilo, D. (2017). Etnometodologi Sebagai Pendekatan Baru dalam Kajian Ilmu Komunikasi. Jurnal Studi Komunikasi, 1(1), 62-72. 

Susanto, A., Wahyuni., Mirawati., Muharram, B., Asdar., Taufiq, M., . . . Sakti. (2020). Biografi Tokoh-Tokoh Sosiologi Klasik Sampai Postmodern. Parepare: IAIN Parepare Nusantara Press.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline