Lihat ke Halaman Asli

Khusnun Nisak Assalami

Mahasiswa Sosiologi

Penerapan Teori Konflik Ralf Dahrendolf dalam Isu Kenaikan Harga BBM

Diperbarui: 29 September 2022   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isu kenaikan harga BBM menjadi topik hangat di tengah masyarakat saat ini. Kenaikan harga tersebut disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya ketidakstabilan geopolitik negara pemasok minyak, pembengkakan dana subsidi, dan ketidak tepat sasarannya dana subsidi. Dimana sebagian besar dana subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat mampu. Kenaikan tersebut memberatkan hati sebagian besar masyarakat Indonesia. Karena dapat berimbas pada kenaikan kebutuhan lainnya. 

Penolakanpun digalakkan masyarakat melalui aksi demonstrasi yang dilakukan di banyak kota di Indonesia, dengan harapan pemerintah kembali menurunkan harga BBM. Aksi tersebut dilakukan oleh buruh, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya. Saya melihat peristiwa ini sebagai konflik sosial. 

Menurut saya peristiwa ini adalah salah satu contoh dari teori konflik Ralf Dahrendolf. Dapat dilihat bahwa masyarakat dan pemerintah berkonflik karena mereka memiliki kepentingan yang berbeda. Pemerintah menaikkan harga BBM dengan tujuan untuk mengurangi dana subsidi yang membengkak dan mendorong masyarakat untuk melakukan penghematan energi. Sementara penolakan di berbagai kalangan masyarakat disebabkan karena dengan adanya kenaikan harga BBM, maka harga kebutuhan lain akan ikut mengalami kenaikan. 

Saya mengenal teori konflik Ralf Dahrendolf dari jurnal yang berjudul Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern. Jurnal ini menjelaskan bahwa teori konflik Ralf Dahrendolf sebenarnya adalah kritik dari teori fungsionalisme struktural. Karena teori tersebut tidak menjelaskan konflik secara mendalam. Kemudian Dahrendolf memodifikasi teori pertentangan kelas Karl Marx dengan menambahkan perkembangan yang terjadi saat ini. Terdapat perbedaan antara teori konflik Ralf Dahrendolf dan Karl Marx. 

Dimana teori konflik Dahrendolf lebih didasarkan pada kekuasaan daripada kepemilikan sarana produksi. Dalam teori konfliknya Ralf Dahrendorf menjelaskan bahwa konflik terjadi karena adanya kepentingan yang berbeda. Mereka yang memiliki kekuasaan dapat mengendalikan orang dibawahnya. 

Seperti halnya konflik antara pemerintah dan masyarakat mengenai kenaikan harga BBM. Pemerintah  yang  berada  pada posisi penguasa  ingin  tetap mempertahankan status quonya. Sedangkan masyarakat yang berada di posisi bawah atau dikuasai ingin supaya  ada  perubahan kebijakan mengenai kenaikan harga BBM. Sehingga Keputusan yang dibuat pemerintah mengakibatkan konflik muncul dengan masyarakat yang kontra terhadap kenaikan harga BBM. 

Dalam teori konflik Ralf Dahrendolf, terdapat dua kelompok masyarakat, yaitu kelompok semu dan kelompok kepentingan. Kelompok semu adalah kelompok yang tidak memiliki kejelasan struktur dan hanya berdasarkan kesamaan kedudukan, sehingga anggotanya tidak jelas. Sedangkan kelompok kepentingan adalah kelompok yang memiliki kejelasan, dapat dikenali, dan dilihat, baik itu anggota atau kegiatan kehidupan sosialnya. Kelompok kepentingan inilah yang menyebabkan terjadinya konflik. 

Menurut saya para demonstran dapat dikategorikan sebagai kelompok semu, karena memiliki tujuan yang sama yaitu melakukan demo sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM. Selain itu mereka juga belum memiliki kejelasan struktur dan anggota. Sedangkan kelompok kepentingan pada kasus tersebut adalah pemerintah yang memiliki kewenangan dan suatu tujuan. Pemerintah masuk dalam kelompok kepentingan karena mereka memiliki kejelasan struktur yang dapat dikenali.

Teori konflik diperkenalkan oleh Ralf Dahrendolf. Ralf Dahrendolf adalah seorang pemikir yang peduli pada politik, pelayanan publik, akademi, dan liberalisme. Ia lahir di Hamburg, Jerman tanggal 1 Mei 1929. Ayahnya adalah seorang politisi Sosial Demokrat, Gustav Dahrendolf. Dahrendorf belajar filsafat dan karya klasik di Universitas Hamburg. Ia memperoleh gelar doktor pertamanya pada tahun 1952 dan gelar keduanya pada tahun 1956. Pada tahun 1958 ia mendapat gelar profesor di bidang sosiologi di Universitas Hamburg. Pada tahun 1998 Dahrendolf memperoleh penghargaan dua puluh lima doktor kehormatan dan tanda jasa dari tujuh negara.

Pemikiran Ralf Dahrendolf terpengaruh oleh karya Karl Marx. Seperti dalam karyanya Clas and Class Conflict in Industrial Society yang membahas karya sosiologi Marx untuk meneliti masyarakat industri modern. Menurutnya analisis Marx mengenai masyarakat kapitalis sangat tepat dan bernilai. Tetapi terdapat bagian yang membuatnya tidak puas tentang teori yang ditawarkan Marx. Oleh karena itu ia memodifikasi teori Marx untuk menganalisis masyarakat industri modern. Terdapat perbedaan antara teorinya dan Marx. Teori konflik Dahrendolf lebih didasarkan pada kekuasaan, sedangkan teori konflik Marx lebih berfokus pada kepemilikan sarana produksi.

Referensi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline