Di tengah berbagai tantangan dunia saat ini, mulai dari krisis iklim, ketimpangan akses pendidikan, hingga masalah sosial dan kesehatan, muncul generasi muda yang berani dan berdedikasi untuk membawa perubahan positif. Mereka tidak hanya melihat masalah, tetapi juga menciptakan solusi konkret melalui gerakan sosial, inovasi, dan advokasi yang mendunia.
Generasi muda ini membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk membuat dampak besar. Dengan keberanian, kreativitas, dan tekad yang kuat, mereka mengambil peran aktif untuk membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Mulai dari memperjuangkan hak pendidikan anak perempuan, mengatasi polusi plastik, hingga menyuarakan isu-isu lingkungan dan hak asasi manusia, para pemimpin muda ini memberi inspirasi dan teladan bagi dunia.
Dalam ulasan ini, kita akan membahas profil beberapa anak muda luar biasa yang telah mencapai keberhasilan dalam kerja sosial di berbagai bidang. Kisah mereka mencerminkan semangat kepemimpinan, inovasi, dan solidaritas, serta menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai kapan saja, bahkan dari langkah kecil sekalipun. Melalui perjuangan mereka, dunia diingatkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menciptakan perubahan signifikan, terlepas dari usia atau latar belakang.
Mari kita kenali lebih dalam sosok-sosok inspiratif ini, yang kiprahnya telah dan akan terus mengubah dunia menuju arah yang lebih baik.
1. Malala Yousafzai (Pakistan)
*Usia: 26 tahun (lahir 12 Juli 1997).
*Fokus Kerja Sosial: Pendidikan anak perempuan dan hak asasi manusia.
*Pencapaian:
oPada tahun 2012, saat berusia 15 tahun, ia ditembak oleh Taliban karena vokal dalam memperjuangkan hak anak perempuan untuk bersekolah.
oPada 2013, ia mendirikan Malala Fund, yang mendukung pendidikan anak perempuan di berbagai negara, termasuk Afghanistan, Nigeria, dan Pakistan.
oPada 2014, ia menjadi penerima Nobel Perdamaian termuda pada usia 17 tahun.
oBuku otobiografinya, "I Am Malala", menjadi inspirasi global dan best-seller.
*Dampak: Malala Fund telah membantu ribuan anak perempuan mendapatkan akses pendidikan yang layak.
2. Greta Thunberg (Swedia)
*Usia: 21 tahun (lahir 3 Januari 2003).
*Fokus Kerja Sosial: Perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.
*Pencapaian:
oPada 2018, memulai aksi mogok sekolah untuk iklim dengan duduk di luar parlemen Swedia setiap Jumat, membawa poster bertuliskan "Skolstrejk fr klimatet" (Mogok Sekolah untuk Iklim).
oMendirikan gerakan global "Fridays for Future" yang menginspirasi jutaan anak muda di lebih dari 100 negara.
oBerpidato di forum internasional, termasuk PBB dan World Economic Forum di Davos.
oDinobatkan sebagai Time Person of the Year 2019.
*Dampak: Menekan pemerintah dan perusahaan besar untuk mengambil tindakan nyata mengurangi emisi karbon.
3. Amika George (Inggris)
*Usia: 24 tahun (lahir 2000).
*Fokus Kerja Sosial: Akses ke produk kesehatan menstruasi.
*Pencapaian:
oMendirikan kampanye #FreePeriods pada usia 17 tahun setelah mengetahui banyak gadis di Inggris tidak bisa membeli produk menstruasi dan absen sekolah.
oKampanyenya sukses mendorong pemerintah Inggris pada tahun 2020 untuk menyediakan produk menstruasi gratis di semua sekolah negeri.
oDinobatkan sebagai salah satu dari BBC's 100 Women pada tahun 2018 dan penerima Global Citizen Prize.
*Dampak: Membantu menghapus stigma menstruasi dan meningkatkan kesadaran akan kemiskinan menstruasi di seluruh dunia.
4. Nzambi Matee (Kenya)
*Usia: 31 tahun (lahir 1993).
*Fokus Kerja Sosial: Inovasi pengelolaan limbah plastik.
*Pencapaian:
oPendiri perusahaan Gjenge Makers yang mengubah limbah plastik menjadi batu bata ramah lingkungan yang lebih kuat dari beton.
oMenjadi salah satu penerima penghargaan Young Champions of the Earth 2020 dari PBB.
oProduknya telah digunakan untuk membangun trotoar dan ruang publik di berbagai wilayah Kenya.
*Dampak: Mengurangi polusi plastik dan menciptakan solusi konstruksi berkelanjutan.
5. Boyan Slat (Belanda)
*Usia: 30 tahun (lahir 27 Juli 1994).
*Fokus Kerja Sosial: Pembersihan lautan dari plastik.
*Pencapaian:
oPada usia 18 tahun, mendirikan The Ocean Cleanup, sebuah organisasi nirlaba yang menciptakan sistem untuk membersihkan plastik dari lautan.
oTeknologi inovatifnya berhasil mengumpulkan lebih dari 100.000 kilogram sampah plastik dari Great Pacific Garbage Patch.
oMengembangkan proyek Interceptor untuk membersihkan plastik di sungai sebelum mencapai laut.
*Dampak: Memberi kontribusi besar dalam menyelamatkan ekosistem laut dan menyadarkan dunia akan bahaya polusi plastik.
6. Emma Gonzlez (Amerika Serikat)
*Usia: 25 tahun (lahir 11 November 1999).
*Fokus Kerja Sosial: Reformasi kebijakan kontrol senjata.
*Pencapaian:
oSalah satu korban selamat dari penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, pada 2018.
oCo-founder gerakan "March for Our Lives" yang menuntut reformasi kebijakan senjata di AS.
oBerpidato secara emosional di Washington D.C., dan menjadi simbol perjuangan untuk keamanan sekolah.
*Dampak: Berhasil memengaruhi kebijakan dan mendorong debat nasional mengenai reformasi kepemilikan senjata.
7. Payal Jangid (India)
*Usia: 22 tahun (lahir 2002).
*Fokus Kerja Sosial: Penghapusan pernikahan anak dan advokasi pendidikan.
*Pencapaian:
oPada usia 11 tahun, ia menolak dijodohkan oleh orang tuanya dan memulai kampanye melawan pernikahan anak di komunitasnya.
oMenerima Changemaker Award 2019 dari Bill & Melinda Gates Foundation.
oAktif sebagai pemimpin Children's Parliament di desanya.
*Dampak: Berhasil mendorong perubahan sikap di komunitasnya terkait pernikahan anak dan mendorong pendidikan anak perempuan.
8. Melati dan Isabel Wijsen (Indonesia)
*Usia: Melati (23 tahun, lahir 2001), Isabel (21 tahun, lahir 2003).
*Fokus Kerja Sosial: Pengurangan sampah plastik.
*Pencapaian:
oMendirikan organisasi Bye Bye Plastic Bags pada tahun 2013 ketika masih berusia 10 dan 12 tahun.
oMenginspirasi kampanye pelarangan kantong plastik sekali pakai di Bali.
oDiundang berbicara di forum internasional seperti TEDx dan United Nations.
*Dampak: Mendorong pemerintah dan masyarakat untuk menerapkan kebijakan ramah lingkungan.
Tokoh-tokoh ini membuktikan bahwa usia muda tidak membatasi kemampuan untuk melakukan perubahan besar dan berdampak luas bagi masyarakat dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H