Lihat ke Halaman Asli

Khusnul Khotimah

Mahasiswi program studi Ekonomi Syariah UIN KHAS JEMBER

Dari Festival Menjadi Terkenal

Diperbarui: 10 Oktober 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sejak berdirinya acara budaya Banyuwangi Ethno Carnival atau biasa disingkat BEC pada tahun 2011, Banyuwangi mulai dikenal dan dilirik oleh wisatawan dari luar kota maupun luar negeri. BEC sendiri adalah suatu kegiatan karnaval yang menampilkan berbagai macam seni budaya yang diadakan rutin setiap tahun di Banyuwangi. Acara ini biasanya menyuguhkan budaya tradisional khas Banyuwangi yang melibatkan peserta dari berbagai kalangan dan umur untuk mengenakan kostum yang unik dan tentunya menarik mata yang melihatnya. Hal ini dilakukan bertujuan untuk tetap melestarikan budaya Banyuwangi supaya tidak tergilas oleh zaman yang semakin modern. Zaman boleh saja modern, tetapi kebudayaan tidak boleh dan tidak akan pernah hilang ataupun luntur.
Karnaval ini juga dijadikan sebagai tempat untuk mengasah kreativitas generasi muda dalam memberikan ide-ide yang berunsur tradisi dan budaya. Para pemuda ini bisa menjadikan budaya tradisional menjadi budaya yang kekinian tanpa menghilangkan filosofi yang terkandung dalam budaya tersebut. Bahkan, karnaval ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk mempromosikan kota Banyuwangi sebagai kota yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan kekayaan kebudayaan yang tidak bisa ditandingi.
Kemudian, hal inilah yang akan membuat masyarakat semakin tertarik dan jatuh hati terhadap budaya lokal. Parade ini ternyata memiliki dampak yang besar bagi masyarakat, tentunya dampak ini adalah dampak positif. Dampaknya yaitu meningkatnya ekonomi bagi pelaku usaha mikro, karena di dalam karnaval ini, para pedagang dibebaskan untuk berjualan di sepanjang jalan yang dilalui oleh peserta BEC. Sebelum mengikuti kegiatan karnaval ini, para peserta harus diseleksi dan menjalankan beberapa proses, diantaranya yaitu workshop yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Terakhir kali pada tahun 2022, BEC diadakan pada tanggal 10 Desember yang bertepatan di hari Sabtu. Rute parade ini dimulai dari Bambu Gesibu yang diakhiri di depan kantor Bupati Banyuwangi. Karena Banyuwangi setiap tahunnya selalu mengadakan festival yang tentunya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di setiap acaranya, membuat Banyuwangi dinobatkan sebagai 'The Best Festival City' oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada tahun 2017 lalu. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Banyuwangi mendapat gelar yang tidak semua kota bisa memiliki julukan itu. Hal ini membuat Banyuwangi semakin percaya diri untuk menggelar festival yang lebih spektakuler agar para wisatawan dari luar kota maupun luar negeri lebih tertarik dan mengenal budaya Banyuwangi yang beranekaragam.
Festival yang menyuguhkan keberagaman budaya seperti inilah yang harus dilestarikan dan patut diapresiasi. Karena festival ini, selain menyuguhkan budaya tradisional Banyuwangi, parade ini juga bisa menampung kemampuan-kemampuan tersembunyi dari berbagai jenis kemampuan yang tentunya akan selalu berkembang dan bermanfaat di tempat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline