Pernahkah Anda ketika mengajak bicara seseorang, namun orang tersebut justru malah asyik main gadget dan tidak memperhatikan isi pembicaraan kita?
Atau, pernahkah Anda menjumpai sebuah keluarga yang beranggotakan ayah, ibu, dan seorang anak yang pada satu waktu dan tempat, ayah dan ibunya sibuk dengan gadget masing-masing, sedangkan sang anak bermain sendiri?
Atau bahkan, hal demikian terjadi pada diri kita sendiri yang pada suatu waktu menanyakan kembali maksud dari perkataan yang dilontarkan oleh buah hati atau pasangan karena kita sedang fokus dengan gadget?
Beberapa pertanyaan di atas dimaksudkan bukan serta merta menghakimi atau menyudutkan setiap orang yang bermain atau menggunakan gadget berarti "mengabaikan" dunia faktual di sekitarnya dan asyik dengan dunia virtualnya. Kembali pada alasan dan tujuan masing-masing seseorang menggunakan gadget untuk apa.
Umumnya, melalui gadget, seseorang menggunakan internet untuk mengakses media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, X (Twitter), YouTube, dan lain sebagainya. Adapun secara garis besar alasan penggunaan media sosial ini pun beragam seperti kepentingan pekerjaan, mengisi waktu luang, dan menambah ilmu pengetahuan.
Pertama, kepentingan pekerjaan. Media sosial menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan. Salah satunya berkaitan dengan urusan pekerjaan karena memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap berbagai aspek meliputi informasi, public relation, dan pemasaran.
Di tahun 2010, Chris Brogan di dalam bukunya yang berjudul "Social Media : 101 : Tactics and Tips to Develop Your Business", mengungkapkan bahwa media sosial merupakan suatu perangkat alat komunikasi yang berisi tentang berbagai kemungkinan untuk terciptanya bentuk interaksi gaya baru.
Hal demikian mengonfirmasi bahwa pada kondisi masa kini hampir setiap pekerjaan berhubungan dengan media sosial. Misal, penggunaannya untuk meningkatkan performa kerja, meningkatkan jumlah penjualan produk, branding, hingga menambah jumlah follower.
Pasalnya, dalam dunia bisnis, media sosial merupakan sarana marketing (pemasaran) yang tidak hanya mengandalkan pada toko fisik saja.
Kedua, mengisi waktu luang. Adapun seseorang sukarela mengisi waktu luang untuk sekadar mengecek akun media sosialnya. Barangkali ada keluarga atau kerabat yang menghubunginya melalui pesan obrolan singkat mengenai hal penting.
Selain itu juga, menjadikan media sosial sebagai sarana hiburan, dokumentasi profil dan peristiwa, memperluas lingkaran pertemanan, bergabung dengan komunitas sehobi, dan sebagainya.
Ketiga, menambah ilmu pengetahuan. Media sosial menjadi kebutuhan hidup sebagian besar orang untuk memperoleh ilmu baru melalui materi edukatif misalnya berbagai konten tutorial yang dapat meningkatkan "skill" pada bidang tertentu atau yang diminati.