Lihat ke Halaman Asli

Khusnul Kholifah

Ibu dan Pendidik

Melatih Motorik Halus Anak Pra Menulis melalui Kegiatan Bermain Playdough

Diperbarui: 22 Februari 2024   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh obyek dari kreasi adonan plastisin. (Dokumentasi pribadi)

Keterampilan motorik halus pada anak merupakan kemampuan anak dalam menggunakan otot halus atau otot-otot kecilnya atau sebagian anggota tubuh meliputi koordinasi antara mata dan tangan. Contoh kegiatan gerakan motorik halus seperti menulis, menggunting, memegang peralatan makan, melipat kertas, dan sebagainya.

Sedangkan, pada keterampilan motorik kasar menggunakan otot besar tubuh yang ditandai dengan aktivitas anak berupa melompat, merangkak, bermain lempar-tangkap bola, naik-turun tangga, dan sebagainya. 

Berbeda dengan gerakan pada motorik kasar, pada motorik halus mengoordinasikan berbagai organ tubuh dengan gerakan kecil dan bersifat detail.

Fase pra menulis pada anak biasanya antara usia 2--4 tahun, di mana anak-anak dilatih untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya melalui keterampilan jari. Fase ini merupakan cikal bakal anak untuk mengasah kemampuan tangannya untuk menulis agar lebih luwes dan tidak kaku.

Semakin tinggi intensitas latihan anak, maka semakin berpeluang untuk mempermudah anak dalam belajar menulis. Tonggak awal menulis pada anak bisa berupa coretan semau dan semampunya serta ala kadarnya. Seiring bertambahnya usia, anak akan terus bereksplorasi melalui berbagai kegiatan yang menunjang motorik halusnya.

Melatih motorik merupakan salah satu "skill" atau keterampilan yang harus diasah pada anak sebelum masuk Taman Kanak-kanak (TK). Mengingat anak-anak diajarkan pelbagai materi yang "menuntut" mereka untuk belajar menulis melalui berbagai model dan media pembelajaran yang diberikan oleh guru di TK.

Adapun keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus seperti keterampilan tangan. Beberapa aktivitas motorik halus pada anak untuk belajar menulis contohnya memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari), membuat berbagai coretan, dan menggunting berdasarkan pola.

Orangtua dapat menstimulasi motorik halus anak melalui berbagai kegiatan. Jadi, orangtua tidak perlu buru-buru dan menuntut anak untuk cepat bisa menulis. Dengan memenuhi asupan otot besar (motorik kasar) dan otot kecilnya (motorik halus), maka anak lebih mudah dalam belajar menulis. Sehingga yang perlu orang tua persiapkan sebelum anak belajar menulis, di antaranya:

Pertama, menguatkan motorik kasar melalui aktivitas berjalan, berlari, bergerak, memanjat, dan sebagainya.

Kedua, menguatkan pergelangan tangan melalui aktivitas menyendok, menyemprot, menjepit, merobek kertas, mencapit, meraup, menuang, dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline