Lihat ke Halaman Asli

Khusnul Kholifah

Ibu dan Pendidik

Manisan Kolang-kaling, Camilan Kenyal Ragam Khasiat

Diperbarui: 23 Januari 2024   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase manisan kolang-kaling | freepik

Adakah yang sepemikiran dengan saya ketika sekilas melihat gambar manisan kolang-kaling tiba-tiba terbersit bahwa itu adalah menu takjil khas Ramadhan?
Atau ada juga yang terbersit bahwa kolang-kaling adalah makanan yang identik khasiatnya untuk obat radang sendi?

Ternyata mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi manisan kolang-kaling tidak harus menunggu bulan Ramadhan tiba. Kudapan manis ini biasanya juga kita jumpai sebagai pelengkap minuman yang menyegarkan seperti es teler, es buah, es campur, dan masih banyak lagi.

Selain rasa manis, legit, dan segar yang menggugah selera, tekstur kenyal dari kolang-kaling juga turut memanjakan lidah konsumen. Manisan kenyal ini juga mempercepat rasa kenyang karena keberadaan kandungan gula dan karbohidrat yang tinggi.

Maka tidak heran jika manisan kolang-kaling menjadi pilihan tepat sebagai takjil saat berbuka puasa sebelum makan utama. Biasanya produksi kolang-kaling di bulan puasa juga melimpah seiring permintaan konsumen yang meningkat.

Selayang pandang tentang Kolang-kaling

Pemanfaatan pohon aren sangat beragam mulai dari ijuknya sebagai bahan utama pembuatan kerajinan tangan, buahnya untuk dikonsumsi, dan nira hasil sadapan diolah menjadi gula cetak, gula cair, dan gula semut.

Pohon dan buah aren | sumber : wikipedia

Kolang-kaling atau buah dari pohon aren (enau) memiliki nama latin yaitu Arenga pinnata Merr yang memiliki ciri-ciri fisik berbentuk lonjong dan pipih, bergetah, berwarna putih transparan, tekstur kenyal, dan menyegarkan karena mengandung banyak air.

Buah aren yang diolah menjadi kolang-kaling | sumber : wikipedia

Dilansir dari laman wikipedia, proses singkat pembuatan kolang-kaling melalui tahapan meliputi (1) pemilihan buah aren berkualitas dengan kondisi biji tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, (2) proses pembakaran buah hingga hangus yang kemudian diambil bijinya dengan cara dikupas menggunakan pisau kecil, (3) perebusan biji kolang-kaling selama beberapa jam yang bertujuan untuk menghilangkan getah yang bersifat gatal dan korosif, dan (4) pemipihan biji kolang kaling dengan alat tertentu kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline