Lihat ke Halaman Asli

Khusnul Kholifah

Ibu dan Pendidik

Jangan Minder Menjadi Debutan Kompasianer!

Diperbarui: 15 Januari 2024   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar (dokumen pribadi)

Belum genap satu bulan penulis mendaftarkan diri untuk menjadi kompasianer. Kompasianer adalah sebutan untuk orang-orang yang beraktivitas di kompasiana. Salah satu motivasi yang mengawali penulis untuk bergabung menjadi seorang kompasianer adalah kegemaran menulis yang terjeda sekian tahun karena beberapa hal. Dalam tempo tersebut sebenarnya penulis sudah lama mengetahui keberadaan kompasiana sebagai platform blog dan publikasi online. Namun, karena beberapa hal tadi yang membuat penulis maju mundur untuk bergabung.

Beberapa kali tulisan penulis terbit di media cetak, itu kebanggaan tersendiri waktu itu. Iya, waktu itu yang penulis maksud adalah merujuk pada masa lalu. Bisa dibilang waktu ketika penulis masih produktif menulis. Akan tetapi, waktu tersebut kira-kira satu dekade yang lalu, tidak melebihi usia kompasiana yang sekarang ini sudah berumur 15 tahun. Bahkan  kompasiana menjadi salah satu sumber rujukan ketika penulis menulis draf tulisan waktu itu.

Jeda waktu tidak menulis yang terlalu lama menimbulkan kekosongan ide ketika ingin menulis. Jika boleh kembali mengingat masa menjadi seorang mahasiswi yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berkaitan dengan dunia jurnalistik, maka banyak sekali momen berharga. Teringat jelas pengalaman penulis mewawancarai beberapa birokrat kampus yaitu wakil rektor, dekan, kepala bidang, hingga dosen wali penulis sendiri. Benar-benar mengasah kemampuan penulis saat itu. Mohon maaf tidak bermaksud mengajak pembaca berselancar di masa lalu penulis. Namun, hal ini benar adanya yakni secuil kisah penulis dalam dunia menulis khususnya jurnalistik.

Masih teringat pula momen harus mengejar deadline tulisan karena harus terbit satu bulan sekali sebagai majalah di salah satu fakultas. Mau tidak mau harus membagi waktu perkuliahan dengan tanggung jawab sebagai redaktur majalah.

Merasa dipaksa? Tentu tidak.

Menjadi seorang redaktur majalah kampus adalah keinginan penulis sendiri dan tentu dibarengi dengan dukungan dan restu kedua orang tua. Kadang kalanya penulis lama tidak pulang ke rumah karena ada kegiatan hunting narasumber, lembur tulisan, workshop kepenulisan, dan lain sebagainya. Pada masa itu membaca, diskusi, dan menulis menjadi kegiatan rutin sebagai penunjang eksistensi penulis dalam dunia jurnalistik.

Oleh karena itu, kembali ke masa sekarang ini, saatnya penulis kembali menulis dan menyadari bahwa menulis memang kegemaran sejak di bangku sekolah. Sehingga, kompasiana menjadi pilihan penulis untuk melanjutkan perjalanan kegemaran yang bermanfaat ini.

Kesan pertama menjadi kompasianer

Minder. Satu kata itu yang terbersit dalam hati. Apalagi tiga tulisan pertama penulis di kompasiana tidak masuk kategori pilihan (highlight) apalagi artikel utama (headline). Belum lagi ketika sekadar stalking atau berkunjung pada tulisan para kompasianer lain. Terlebih kompasianer yang sudah centang biru.

Namun, penulis kembali pada tujuan awal menulis bahwa penulis harus terus belajar meliputi membaca dan mempelajari hal-hal yang menunjang kualitas tulisan penulis hingga tulisan tersebut layak untuk dibaca serta bermanfaat untuk penulis dan pembaca.

Highlight pertama penulis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline