Lihat ke Halaman Asli

Khusnul Zaini

Libero Zona Mista

Tafsir Politik "Drama Tiga Babak" Menuju Pilpres 2024

Diperbarui: 26 September 2023   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Layaknya alur cerita dalam Trilogi Novel yang berjudul "Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala" yang sangat populer itu, pada akhirnya memang cukup mengenaskan bagi sang tokoh pelakon sentral "Srintil dan Rasus". Keduanya menjadi obyek eksploitasi para pengendalinya, tanpa bisa menolak karena keterbatasan dan keterpaksaan.

Trilogi Novel karya Ahmad Tohari yang mengangkat soal kehidupan sosial, budaya, dan politik masyarakat di sebuah desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan ini, setidaknya relevan dengan paparan artikel opini dengan tema judul di atas.

Padanan alur cerita "trilogi novel Ahmad Tohari dengan tafsir politik drama tiga babak  menuju pilpres 2024" dalam paparan artikel ini, pada akhirnya mengalami nasib/takdir yang sama seperti "Srintil dan Rasus" yang representasinya diwakili para konstituen, para voters, dan para anggota tim sukses yang akan mengusung para pengendalinya.

 

Usungan Capres-Cawapres

Hiruk pikuk warga bangsa turut sibuk memikirkan sekaligus menduga-duga arah kemauan para elite partai mengusung capres-cawapres tak terelakkan. Drama politik yang diwarnai saling silang pendapat hingga counter statement antar pimpinan partai, pengamat hingga kelompok pendukung, semakin menambah riuhnya menjelang tahun politik 2024.

Mengamati komparasi hingga konstalasi koalisi partai yang cepat terbentuk dan cepat berubah itu, seolah menggambarkan dinamika politik yang tanpa pola dan scenario, bahkan soal platfon politik wacana kebangsaan Parpol yang layak ditawarkan kepada konstituen.

Negosiasi politisnya menkrucut hanya soal transaksional jatah komposisi posisi jabatan dan kesiapan modal politik antar Parpol yang berkoalisi.

Siapa dengan profil seperti apa, dan siapa pendukung dibalik sosok yang diusung, serta gaduhnya komentar calon yang diusung, setidaknya mampu mempengaruhi gestur harap-harap cemas warga bangsa saat ini. Situasi kebathinannya diibaratkan seperti berjudi Toto Gelap (TOGEL). Hasilnya tak seberapa, tetapi dampaknya menjadi candu bagi siapapun.

Analogi gestur konstituen sedang berjudi TOGEL ini, membuat penasaran siapapun, merasa paling benar prediksinya, bahkan semakin khusuk untuk menelisiknya sambil menduga-duga dengan berbagai spekulasi baru ketika gagal dengan nomor pilihannya.

Seperti itulah kiranya suasana bathin konstituen pada babak pertama dari drama tiga babak menuju tahapan terpilihnya Presiden 2024. Meracik dan hasil racikan paslon capres-cawapres para king maker saat ini, nampaknya miskin dengan ide gagasan kebangsaan yang bisa dijadikan garansi politik menuju sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" dan menjawab tuntutan sila kelima Pancasila "Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia".

Pertarungan wacana dua kubu dengan dalih "semangat perubahan" pada kubu yang satu, dan pemaksakan kehendak dengan dalih "melanjutkan platfon politik yang sudah terbangun" pada kubu satunya, cenderung menafikan standar etika dan kesantunan politik sebagaimana pluralisme dan nilai-nilai kegotong-royongan bangsa Indonesia.

Bahkan, ada yang mempertontonkan praktik supremasi pimpinan Parpol yang mengambil paksa atas wewenang yang sebelumnya telah diberikan kepada kandidat Capres, semuanya demi menjaga eksistensi dan kalkulasi keamanan threshold, meskipun harus menciderai komitmen politik antar anggota koalisi partai yang sudah disepakati sebelumnya.

Tidak ada keteladanan yang bisa dijadikan contoh menjalankan praktik berdemokrasi dalam skala kecil antar elite Parpol saat membangun koalisi partai, apalagi jika mereka sedang benar-benar berkuasa. Tabiat keserakahan politik akan tetap melekat selamanya, karena pada ghalibnya memang tidak punya niatan menjunjung etika dan nilai-nilai berdemokrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline