Lihat ke Halaman Asli

Biografi Imam Ghazali

Diperbarui: 1 April 2020   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam peradaban Islam banyak sekali sebuah kisah para tokoh yang berjuang untuk membawa kejayaan agama Islam, salah satunya adalah seorang tokoh yang dilahirkan dari seorang ayah yang berprofesi sebagai pemintal woll, tepatnya dilahirkan di daerah Thus, Khurasan, Persia pada tahun 450 H atau 1058 M, beliau adalah Imam Al-Ghazali seorang tokoh filsuf yang karena kegigihan dan ketekukan beliau dikenal diberbagai kalangan. 

Sejarah mengatakan bahwa Imam Al-Ghazali mempunyai seorang saudara yang mana mereka ditinggalkan ayahnya pada saat masih kecil, mereka mendapatkan pendidikan yang dibutuhkan melalui harta warisan yang diwasiatkan sang ayah kepada sahabatnya sebelum sang ayah meninggal. 

Wasiat tersebut merupakan amanat yang langsung dikerjakan oleh sahabat ayahnya, hingga saat warisan tersebut telah habis digunakan untuk menyekolahan mereka, mereka mendapat sebuah nasihat dari sahabat ayahnya agar pergi belajar untuk meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan batas mampu mereka.

Imam Al-Ghozali merupakan salah satu tokoh pembesar Islam yang terkenal di seluruh penjuru dunia, ketelatenan dan kedisiplinan beliau terhadap ilmu pengetahuan yang bisa menjadikan beliau menjadi seorang tokoh pembesar Islam. Perjalanan pendidikan yang beliau lewati tidaklah hanya menekuni satu bidang ilmu pengetahuan melainkan banyak sekali ilmu yang telah beliau pelajari seperti tafsir Al-Qur'an, ilmu kalam, usul fikih, tasawuf, mantiq, filsafah, dan lain sebagainya. 

Selain itu, beliau juga mahir dalam hal tulis menulis sehinnga karya karya beliau amatlah sangat banyak, salah satu karya beliau yang terkenal adalah Ihya' Ulumuddin dan Tahafut al-falasifah.

Imam Al-Ghozali juga merupakan seorang pemikir Islam yang patut diteladani beliau banyak menuangkan berbagai macam pemikirannya baik dalam bidang pendidikan, tasawuf dan berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah beliau tekuni.

Imam Al-Ghazali wafat pada tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H/18 Desember 1111 M, di Thus tepatnya saat itu beliau berusia 53 tahun, Imam Al-Ghazali pergi meninggalkan alam fana' ini seakan mengatakan sebuah ungkapan yang mungkin sama dengan yang dilontarkan oleh Fransis Bacon, seorang filsuf dari Inggris (W. 1626 M): "Aku menhadapi rohku ke haribaan Tuhan, meski jasadku dikubur didalam tanah, namun aku akan bangkit bersama namaku pada generasi generasi mendatang serta kepada seluruh umat manusia". Beliau dimakamkan di Tabran, Tus di sebelah tempat khalwat (Khanaqah)-nya dan tempat makam beliau banyak di datangi orang untuk berziarah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline