Covid 19 atau coronavirus disease yang pertama ditemukan di tiongkok pada bulan desember tahun 2019. dan diumumkan sebagai pandemi oleh WHO pada maret 2020. Virus yang ditularkan melalui kontak langsung dari percikan saluran pernafasan orang yang terinfeksi melalui batuk dan bersin atau atau menyentuh permukaan yang sudah terkontaminasi virus ini. Gejala orang yang terinveksi covid 19 seperti demam, batuk dan kesulitan bernafas dll. Untuk mencegah penyebaran virus dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air yang mengalir,memakai masker,serta menjauhi kerumunan , mengurangi mobilitas.
Pandemi covid 19 berdampak sangat luas baik dari segi ekonomi, tatanan sosial maupun kesehatan. Dibidang kesehatan pandemi covid 19 membuat pelayanan kesehatan hanya terfokuskan untuk mengatasi covid 19 serta banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar sehingga terjadi penutupan berbagai akses pelayanan kesehatan . Pembatasan kegiatan serta kekhawatiran masyarakat dalam berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan mengakibatkan lambatnya interaksi masyarakat, terutama ibu dan bayi yang baru lahir terhadap tenaga kesehtan dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kondisi tersebut menjadikan tidak dapat terlaksananya pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir seperti pelaksanaan kelas ibu hamil yang berkurang, kelas ibu hamil tidak dapat dilakukan secara tatap muka langsung, tidak tercapainya target cakupan K4 yaitu ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sebanyak 4 kali pada jangka waktu tertentu sebesar 85%, pelaksanaan pelatihan kegawaddaruratan maternal neonatal yang terhambat, pelaksanaan audit maternal perinatal (AMP) yang terhambat terutama pada masa triwulan karen difokuskan dalam penangan covid19.
Kondisi pandemi juga mengakibatkan aktivitas kegiatan posyandu banyak terjadi penundaan termasuk dalam kegiatan penimbangan, penyuluhan dan konseling. selain itu juga berpengaruh terhadap aturan rumah sekit mengenai dalam melakukan inisiasi menyusu dini (IMD),pemberian ASI secara langsung . Hal tersebut disesuikan untuk menghindari penularan covi 19 pada bayi yang baru lahir.Dikutip dari laporan kinerja Kementrian kesehatan 2020, Dirokteral gizi masyarakat dalam cakupan meingkatkan ASI eksklusif pada masa pandemi melakukan berbagai cara seperti dengan sosialisasi melaui daring kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif pada saat pandemi covid 19 dan praktik pemberian MPASI yang sehat, membuat acuan pelayanan gizi dan pelayanan gizi serta booklet menyusui di saat pandemi covid 19, menyusun media informasi KIE digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H