Semarang, 3 November 2024 - Indonesia menempati urutan ke-2 di dunia sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak berdasarkan Global tuberculosis report 2023 yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi tuberkulosis di Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021, yang membahas strategi penanggulangan TBC. Dalam peraturan presiden tersebut dijelaskan bahwa peningkatan partisipasi masyarakat dan kolaborasi lintas sektor menjadi bagian dari strategi penanggulangan tuberkulosis. Salah satu bentuk upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan kolaborasi lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan tuberkulosis adalah Gerakan Sekolah Peduli Tuberkulosis yang merupakan kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau yang sekarang disebut sebagai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Berdasarkan landasan tersebut, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang bernama Khusnatun Lestari mengadakan acara Pemberdayaan Anggota PMR sebagai Pioneer dalam Mewujudkan Sekolah Peduli TBC. Acara ini diadakan pada tanggal 5 Oktober dan 12 Oktober 2024 dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian anggota PMR terhadap tuberkulosis. Kegiatan ini juga menjadi upaya untuk mewujudkan SMA Negeri 3 Tegal sebagai Sekolah Peduli Tuberkulosis. Salah satu media yang digunakan dalam pemberdayaan ini adalah Buku Edukasi GESIT TBC karya mahasiswa tersebut. Buku ini berisi berbagai permainan menarik untuk menunjang kegiatan edukasi mengenai tuberkulosis.
Permainan dari Buku Edukasi GESIT TBC yang dimainkan dalam kegiatan pemberdayaan ini yaitu mari cari gejala tuberkulosis dan tebak gambar tuberkulosis. Mari cari gejala tuberkulosis merupakan permainan yang dapat dimainkan secara individu atau berkelompok. Permainan ini dimainkan dengan mencari kata sesuai dengan petunjuk yang ada di bawah kotak yang berisi berbagai huruf. Terdapat gambar 6 gejala dan 1 gejala bonus yang terdiri dari 3 kata. Pemain harus menemukan 7 gejala tersebut dan menandainya dengan garis pada kata yang merupakan gejala tuberkulosis.
Tebak gambar juga menjadi permainan yang dimainkan dalam kegiatan pemberdayaan. Cara memainkan permainan ini cukup mudah yaitu dengan menebak pesan yang ingin disampaikan melalui gambar dan petunjuk yang ditampilkan. Permainan ini dapat dimainkan secara individu atau berkelompok. Pemenang merupakan kelompok atau individu yang paling banyak menjawab dengan benar. Permainan yang dimainkan dalam pemberdayaan tuberkulosis ini terbukti meningkatkan partisipasi aktif peserta dan meningkatkan pengetahuan peserta berdasarkan perbandingan hasil pre-test dan post-test yang mana rata-rata nilai post-test meningkat 10 poin dari rata-rata nilai pre-test.
Tindak lanjut dari kegiatan pemberdayaan tersebut adalah pemberian media edukasi berupa e-book Buku Edukasi GESIT TBC dan policy brief atau risalah kebijakan bagi pihak sekolah. Risalah kebijakan berisi saran kebijakan yang dapat dilakukan sekolah sebagai upaya mewujudkan Sekolah Peduli Tuberkulosis. Tindak lanjut ini dilakukan dengan harapan kegiatan pemberdayaan ini dapat memiliki dampak yang berkelanjutan bagi sekolah. Melalui serangkaian kegiatan yang telah dilakukan, mahasiswa berharap dapat meningkatkan pengetahuan warga sekolah mengenai tuberkulosis dan mewujudkan Sekolah Peduli Tuberkulosis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H