Berdasarkan hasil riset , otak manusia terbagi menjadi dua yaitu belahan kanan dan juga belahan kiri, seperti yang pernah saya jelaskan dalam artikel saya sebelumnya. Semua bagian dan struktur otak pastinya memiliki fungsi yang berbeda, dan apabila ada gangguan pada salah satu bagian otak maka akan berakibat pada perilaku manusia.
Semakin cepat kapasitas otak manusia maka akan semakin cepat juga respons yang dilakukan oleh manusia dan begitu juga sebaliknya. Saking kompleksnya otak manusia, maka para ilmuwan berusaha melakukan sebuah penelitian yang bisa menghasilkan berbagai alat tes serta alat untuk mengukur ataupun memindai otak manusia.
Diantaranya adalah sebagai berikut : EEG (Electroence phalogram), CT (Computed Axial Tomography), PET (Positron Emission), MRI (Magnetic Resonance Imaging), fMRI (Funcitonal Magnetic Resonance Imaging), MEG (Magnetoence phalography), TMS (Transcranial Magnetic Stimulation), Micro CT (X-ray micro tomography). Alat-alat tersebut memiliki kegunaan yang berbeda-beda.
Sipakah para peneliti tersebut? Kok bisa ya menemukan alat pemindaian otak? Langsung kita bahas yuuk.
Ilmuwan yang mempelajari neurosains ( cabang dari ilmu yang meliputi studi neurosains, neurofisiologi, fungsi otak, model dan juga cara kerja otak), baik dari disiplin psikologi maupun dari disiplin ilmu komputer adalah para ilmuwan neurosains ( neuroscientists).
Dalam batasan tertentu, neurosains kognitif adalah ilmu yang menyediakan dasar agar lebih jauh lagi dalam menyelidiki isu yang memiliki kaitannya dengan pikiran dan tubuh manusia.
Seorang ilmuwan dari University of Southern California yaitu Richard Thompson dia bahwa "Perkawinan alami antara neurosains dan ilmu kognitif secara bebas dapat di sebut juga ilmu tentang otak dan pikiran." (2000, hal. 411).
Apa sajakah perlatan yang digunakan untuk pemindaian otak oleh para ilmuwan tersebut?
1.EEG (Electro enchephalography).
Sinyal elektrik dari aktivitas neural yang berada pada otak, yaitu dengan menggunakan serangkaikan elektrode non invasi yang di tempelkan pada kulit kepala manusia. EEG pada mulanya di hubungkan dengan benda semacam pena yang bisa menggambarkan sinyal-sinyal di sebuah kertas yang terus bergerak, akan tetapi saat ini EEG dihubungkan menuju komputer yang dapat langsung menampilkan sinyal tersebut.
Dari System Labolatory EEG di San Fransisco oleh Alan Gevins dan rekan-rekannya, mereka telah mengembangkan sebuah "super EEG" yang dinamai dengan mental activity scanner (MANSCAN), yang mampu merekam 250 citra aktivitas serebral setiap detiknya. Perekam ini mampu dilakukan dengan cepat bahkan secepat kilat per seribu detiknya, hal inilah yang merupakan salah satu dari keunggulan yang nyata jika dibandingkan dengan teknik pencitraan lainnya yang masih memerlukan beberapa detik untuk merekam sebuah citra.
2.Computed axial Temography (CT).
Proses ini merupakan proses yang dilakukan oleh sebuah komputer sehingga menghasilkan citra struktur otak menjadi tiga dimensi pada media gambar X-ray yang datar atau dua dimensi. Cara kerja mesin ini adalah dengan berputar mengelilingi tempurung kepala manusia, yang kemudian akan menghujani kepala dengan berkas sinar X yang tipis dan bentuknya seperti kipas.
Keunggulan CT adalah mesin CT yang lebih canggih, yaitu DSR (Dynamics spasial reconstruktur) yang mampu menampilkan struktur internal dalam bentuk tiga dimensi.
3.Positron Emission tomography (PET).
Alat ini digunakan sebagai pemindai penggunaan glukosa yang ada di dalam otak, pemindaian PET berbeda dengan pemindaian CT, karena PET harus menggunakan dektor untuk mengukur partikel radioaktif di dalam aliran darah serebral regional.