Lihat ke Halaman Asli

Hijaunya "Rumput Tetangga"

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada pepatah mengatakan “rumput tetangga lebih hijau dibandingkan rumput di halaman sendiri”. Hal itu mungkin kita alami juga dalam kehidupan sehari-hari. Kita suka membanding-bandingkan; melihat orang lain lebih hebat, lebih kaya, lebih pandai dan lebih luar biasa dibandingkan diri sendiri! Teman-s ....jika kehebatan orang lain selalu menjadi acuan kita, tentu itu akan membuat kita selalu diselimuti perasaan tidak bahagia. Kita boleh mengakui orang lain hebat, namun kita juga harus mempunyai keyakinan bahwa kita pun juga bisa menjadi luar biasa! Karena itu, mari kita gali terus potensi yang ada pada diri kita, agar “rumput kita tidak kalah hijau dgn rumput tetangga.” Yes we can!! Success is our right! Sukses adalah hak kita semua! Setuju? menukiklah lara itu kembali pada pangkuan Ibu... tetes demi tetes air jiwa membeningkan hati yang terluka.. dengan kuat-Nya ketegaran kan tercanang dari sebuah kerapuhan.. dan kehidupan adalah : dimana ikhlas menjadi tujuan... dengan sabar menjadi topangan... dengan ketulusan menjadi sebuah pemberian yang indah.. putihnya putih Lelah jika harus kuusap tiap tetesan airmata dipipi Kering kemarau jiwa dng Tenang yg jd penghuni jiwaku pergi Jauh berlari,,,, Tak tau jd penghuni Siapa kini,,,,,,,,,,, Aku ,, Masih terpuruk,, Siapa yg kan menunjukan Remang asa yg tak kupunya Sudut puing2 jiwa yg berserakan hancur Oleh pandang & tanyamu,, Tuhanku,,, Kenapa ku tak diberi jawaban Lelah hamba ... tertanda Cinta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline