Lihat ke Halaman Asli

Ang Tek Khun

TERVERIFIKASI

Content Strategist

Menakar ChatGPT sebagai Penyair Melalui Puisi-Puisi ala Joko Pinurbo

Diperbarui: 5 Maret 2023   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Image: Pixabay)

Saya bertanya, "Dear ChatGPT, bikinin 5 puisi ala Joko Pinurbo dong ...." Dalam sekejap, dia memenuhi permintaan tersebut. Bagaimana tingkat keberhasilannya? Anda bisa menyimak sendiri dan tentu berhak mengomentarinya.

NAMA Joko Pinurbo dalam khazanah sastra mutakhir Indonesia, bukanlah nama asing. Lelaki bertubuh ramping ini juga dikenal luas dengan nama akronim Jokpin.

Joko Pinurno (selanjutnya saya gunakan Jokpin), memiliki beberapa keunikan. Bukan saja dari sisi sosok penampilannya, tetapi juga pada karya-karyanya. Dalam hal berpuisi, ada yang menjadi signature, ciri khas yang menjadi miliknya pribadi.

Para penikmat atau penyimak karya-karya puisi Jokpin, senantiasa menangkap dua kekhasan utama. Pertama, penyair kelahiran 11 Mei 1962 ini suka menulis secara naratif. Kedua, yang kerap menyeruak dalam kepenyairannya adalah kegemarannya berhumor.

Ada ciri khas lain dari Jokpin, yang perlu diungkap di sini berkaitan dengan "peniruan" puisinya oleh ChatGPT. Tidak semua, tetapi Jokpin punya kecenderungan menulis puisi secara pendek. Mendayagunakan kata dalam jumlah terbatas tetapi memiliki daya ungkit makna yang melenting.

5 Puisi ChatGPT ala Joko Pinurbo

Sesuai permintaan saya, ChatGPT dengan bergegas merespons permintaan saya tersebut. Mesin ini menjawab lugas, "Tentu saja, berikut adalah lima puisi ala Joko Pinurbo." Mari kita nikmati bersama:

Malam
Malam adalah wujud kegelapan
Yang memeluk kita dalam sepi
Bintang-bintang terang menyala
Menuntun langkah kita dalam gelap

Pagi
Pagi adalah awal dari semuanya
Menyapa dunia dengan hangat
Matahari naik, kabut berlalu
Memberi semangat untuk memulai hari

Cinta
Cinta adalah seperti embun di pagi hari
Muncul tanpa permisi, menghilang tanpa jejak
Namun, kesannya terasa dalam hati
Tak pernah lekang oleh waktu

Kehidupan
Kehidupan adalah perjalanan yang panjang
Penuh dengan cobaan dan liku-liku
Namun, kita harus tetap berjalan
Mencari arti dari hidup yang sebenarnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline