Di dunia super, Superhero tak lebih dari seorang Hero. Hero yang sama seperti kita di dunia manusia.
Sewaktu SMP, saya mulai mengenal komik. Untuk mendapatkannya, saya harus berjalan kaki. Entah berapa kilometer dari rumah. Mungkin kurang dari dua kilometer. Tidak lebih--jangan berlebihan dan mendramatisir, nanti pembaca aan menduga di akhir tulisan ini saya jadi manusia super.
Saya merasa sangat terlambat tahu tentang penyewaan komik itu. Saya tak menyangka di kota kelahiran saya yang kecil itu terdapat kios seperti. Dan, agak menyesalinya seusai merasakan nikmatnya membaca komik.
Semua yang ada di sana, seingat saya, melulu komik. Terbitan dalam negeri. Ada beberapa genre. Namun, kesukaan saya mengerucut ke cerita-cerita kepahlawanan. Di sana, ada kisah-kisah Superhero lokal. Semisal Gundala Putra Petir, Godam, Laba-laba Merah, dan lainnya.
Bersanding dengan manusia-manusia Super seperti tersebutkan di atas, saya pun menemukan karakter-karakter tokoh jenis lain. Sebut saja, yang paling mudah saya ingat, adalah Si Buta dari Goa Hantu. Juga Jaka Sembung, yang selalu membawa golok.
Siapa Superhero?
Otak saya yang imut kala itu, belum bisa membedakan genre dalam cerita. Tidak tahu juga apa perbedaan Hero dan Superhero. Semua terasa sama: ada jagoan, orang baik, yang selalu membawa kemenangan atas ketidakbaikan yang terjadi.
Jika sekarang saya ditanya, saya memunyai jawaban yang masih sederhana. Hero adalah orang pada umumnya yang melakukan sesuatu yang baik saat orang lain "malas" melakukannya. Sementara "Superhero", untuk menjelaskannya, saya ingin meminjam jabaran dari sebuah film.
Dalam film Heart Parade (2022) yang disutradarai Filip Zylber, terdapat adegan sekelompok anak laki-laki sedang bermain. Setiap anak mendapat giliran untuk ditanyai usai mereka berlari berkeliling. Giliran Karol (Iwo Rajski), ia mendapat pertanyaan "Sebutkan kekuatan pahlawan super terbaik".
Si kecil Karol agak kebingungan mendapatkan pertanyaan yang terlampau berat baginya. Untuk menjawabnya, diam-diam ia mendapat bantuan peragaan anggota tubuh dari Magda (Anna Prochniak). Maka, ia pun menjawab: bisa terbang, punya kecepatan super, bermata laser, berkekuatan super, dan mampu membaca pikiran.