Lihat ke Halaman Asli

Ang Tek Khun

TERVERIFIKASI

Content Strategist

Sport Events-Tourism dan Mandiri Jogja Marathon

Diperbarui: 30 April 2018   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Target kunjungan Wisatawan Mancanegara sebesar 20 juta tampaknya menggentarkan banyak orang. Kilat pandang pesimistis menyeruak dan menyilaukan banyak perbincangan lisan maupun di berbagai media, termasuk media sosial. Riuh dan pusaran ini menyita perhatian dan kerap menenggelamkan sisi optimisme. Kita pun abai memperbincangkan belahan lain, bak logam bermata dua, yaitu target kunjungan Wisatawan Nusantara sebesar 270 juta orang.

Cara dan hasil memotret respons ini mungkin saja keliru. Minimnya perbincangan tentang angka dan bagaimana menuju capaian kunjungan Wisatawan Nusantara ini bisa saja disebabkan oleh faktor angka target 270 kunjungan Wisataan Nusantara bukanlah hal besar. Dianggap realistis, tidak fantastis seperti "pungguk merindukan 20 juta turis asing".

Seperti menu piza yang direduksi hanya soal topping atau kecantikan seorang gadis tak lebih dari hitungan berapa buah jerawat yang tumbuh di wajahnya, maka topik perbincangan seperti ini akan dengan mudah mengundang bukan saja riuh diskusi, melainkan juga menaikkan banyak kadar pesimis ke panggung perhatian.

Batu Penanda Arah

Arus pesimistis menguar dengan cepat, bahkan deras, seperti asap dari cerobong kereta api Harry Potter saat ia menempuh perjalanan untuk memulai tahun ajaran baru di Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Kita pun dicerabut dari perspektif bahwa di ujung paling akhir, "berproses" menuju tujuan adalah jauh lebih mendapat apresiasi masyarakat luas daripada sibuk "bertujuan" tanpa ayun langkah.

Suasana Mandiri Jogja Marathon 2018 - Foto @angtekkhun

"Batu penjuru" terbaik bagi saya untuk melihat ke arah mana respons Kementerian Pariwisata periode kabinet ini adalah saat sejak awal Menteri Pariwisata Arief Yahya melansir pernyataan bahwa Kementerian Pariwisata adalah "Kementerian Pemasaran". Bagi kita, inilah sikap dan arah dasar untuk melihat apakah kementerian ini akan melangkah "sebagaimana biasanya" atau membuat lompatan-lompatan "di luar kebiasaan"---sekadar tidak menggunakan pilihan kata-kata "luar biasa".

Beranjak kemudian, kita pun tahu bahwa salah satu gebrakan sebagai ujung dari fungsi "batu penjuru" ini adalah saat pada tahun 2017 Kementerian Pariwisata menyelesaikan tugas internalnya melakukan restukturisasi organisasi berbasis pada fungsi (based on function).

Sport Events di Calendar of Events (CoE) 2018

Salah satu produk yang kemudian lahir adalah "100 Wonderful Events Indonesia" atau yang lebih dikenal sebagai "Calendar of Events" (CoE) 2018 Kemenpar. Ini adalah rangkuman 100 kegiatan pariwisata unggulan Indonesia, hasil ajuan dari level provinsi dan melewati fase kurasi dri tim, dari perkiraan adanya tiga ribu even yang berlangsung, yang dikelola oleh berbagai kalangan sepanjang tahun 2018.

"Wisatawan dapat menggunakan [kalender ini] sebagai rujukan, sementara para pemangku kepentingan dapat menggunakannya sebagai panduan untuk menyusun program," tulis Menpar Arief Yahya dalam sambutannya. Melalui kalender ini, seluruh kalangan pariwisata dapat bekerja sama dan bahu-membahu menyusun program bersama, memenangkan Indonesia sebagai tujuan utama perjalanan dunia.

Suasana Mandiri Jogja Marathon 2018 - Foto @angtekkhun

Setiap even yang terpilih masuk dalam Calendar of Events" (CoE) 2018 mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata, terutama dari sisi standardisasi pengelolaan, pengemasan/kontribusi acara, dan promosi secara luas---terutama sangat terasa kehadirannya melalui media online.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline