Dalam sepakbola, selalu bisa hadir dua sisi. Anda menghendaki permainan cantik sebagai tontonan yang membahagiakan apa pun hasilnya atau posisi di seberangnya, merasa sedih meskipun pertandingan berlangsung seru karena skor akhir pertandingan menunjukkan tim favorit Anda tidak berhasil meraih angka kemenangan yang memuaskan.
Itulah "kontroversi hati" yang menggalaukan saat menyaksikan laga keempat dalam perhelatan Copa America antara Argentina kontra Paraguay yang berlangsung dini hari ini (14/6).
Di atas kertas, Argentina yang bertabur bintang dan unggul terlebih dahulu dengan skor meyakinkan 2-0, harus gigit jari dan puas hanya merengkuh hasil seri. Yang lebih menyakitkan, gol penyeimbang Paraguay dicetak saat pertandingan tersisa satu menit lewat tendangan mantap Barrios. Sebelumnya, pada menit ke-60 Nelson Haedo Valdez berhasil menjebol gawang Argentina untuk mengejar ketertinggalan angka.
Namun sebagai penonton netral, inilah laga yang paling menarik untuk disaksikan dalam keseluruhan empat pertandingan yang sudah berlangsung dalam ajang Copa America. Sejak awal laga, skuat Argentina sudah beraksi menekan lawan. Sundulan Nicolas Otamendi yang masih melebar dan sepakan Javier Mascherano yang melenceng karena bola mengenai kaki Messi, adalah peluang emas yang sudah dibuka oleh anak asuhan Gerardo Martino.
Pada menit ke-29, upaya Messi dan kawan-kawan membuahkan gol pertama akibat kesalahan back pass lini belakang Paraguay. Aguero pun menyambar si kulit bundar dan menyarangkannya ke jala penjaga gawang Paraguay, Anthony Silva. Tujuh menit kemudian, Argentina menggandakan keunggulan jadi 2-0 lewat tendangan pinalti Messi sebagai hadiah atas pelanggaran terhadap Angel Di Maria.
Di babak kedua, kita bisa menyaksi bagaimana Paraguay mulai bangkit dan melakukan perlawanan dengan gigih. Dengan kecepatan serangan balik, peluang untuk mencetak gol mulai muncul. Dalam upaya saling serang yang menarik untuk ditonton, lini belakang Argentina pada akhirnya tak mampu menahan gempuran.
Bagaimana dengan laga sebelumnya, antara Uruguay kontra Jamaika? Sebagai tim unggulan, Uruguay tampak kesulitan menghadapi tim undangan itu. Tak dinyana, Jamaika tampil agresif dan lincah, membuat Uruguay terasa kurang kreatif menggagas permainan. Striker yang menjadi andalan, Edison Cavani, mati kutu dan tak mampu berbuat banyak.
Seperti laga perdana yang mempertemukan Cile dan Ekuador, Uruguay sebagai tim unggulan tak mampu berbuat banyak, hingga menit ke-52 barulah gol muncul lewat Cristian Rodriguez yang tampak sebagai gol "kebetulan" karena ia berdiri di saat yang tepat pada posisi yang pas. Selebihnya, tak ada yang istimewa. Jika pada situasi "mirip" Cile yang mendapat gol "mudah" pertama melalui tendangan penalti dan kemudian menambah satu gol lagi, maka skuat Uruguay gagal menambah skor sebiji pun.
Ah, untunglah ada Argentina vs Paraguay yang memberikan tontonan menarik, sehingga begadang subuh ini terbayarkan dengan kepuasan melihat aksi seperti pada laga di klub-klub elite dunia. Semoga laga selanjutnya bisa seseru ini hingga ke tataran puncak. (Foto-foto: ca2015.com) {}
Baca Juga Artikel Sebelumnya:
- Bienvenida, Selamat Datang Copa América 2015
- Kontra Ekuador, Laga Perdana Cile Menuju Tahta?
- Arturo Vidal Menuntaskan Tekad Cile
- Bertumpu pada Corona, Meksiko Pede Libas Bolivia
- Semarak Pemain Bintang di Hari Ketiga Copa America
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H