Lihat ke Halaman Asli

khumaediimam

Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Piawai Menulis Itu Jadi Pembeda

Diperbarui: 3 Februari 2023   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis: pixabay.com

Saya masih terngiang-ngiang selalu dengan kalimat yang pernah terlontar oleh budayawan Tegal, H. Atmo Tan Sidik. Ia seorang maestro budaya sekaligus penulis dari Kota Tegal, kelahiran Brebes. beliau adalah salah seorang motivator dan inspirasi menulis bagi saya.

Begini katanya: "Mas, apa yang membedakanmu dengan seorang tukang becak!? Ya..tulisan. Maka menulislah!"

Apalagi lontaran kata-kata itu ditujukan kepada saya, yang waktu itu masih menyandang status sebagai seorang mahasiswa. Meski terasa menyengat, tapi justru jadi penyemangat. Dari kalimat itulah saya termotivasi untuk berproses menulis. Dan dalam perjalanannya, saya mengiyakan kalimat itu. Betapa menulis itu bisa menjadi pembeda antara orang yang satu dengan lainnya, meskipun satu kantor, satu profesi sekalipun. Tapi karena bisa, atau mahir menulis, maka bisa jadi pembeda dengan yang lainnya.

Seseorang yang pandai menulis rasanya memiliki nilai plus tersendiri. Karena kepiawaian menulis bukanlah sesuatu yang mudah yang dimiliki oleh tiap individu. Apa lagi di era sekarang ini. Kita sudah terbiasa dengan budaya ngobrol, melihat, mendengar dari pada budaya tulis- menulis.

Maka tak heran bila orang yang piawai menulis selalu menjadi pembeda dengan lainnya. Sama-sama mahasiswa, sama-sama seorang pendidik, sama-sama publik figur, namun mereka yang disertai kepiawaian menulislah yang akan jadi pembeda.

Perihal piawai menulis bisa menjadi pembeda, sudah saya rasakan sendiri. Selain sebagai seorang ustadz, penceramah, saya juga bisa menulis. Dibanding dengan teman penceramah lainnya, saya memperoleh nilai plus. Karena selain seorang penceramah, saya juga senang dengan dunia tulis-menulis. Hal demikian mungkin belum banyak dijumpai.

Seorang penceramah yang piawai dengan retorika ceramahnya adalah hal yang biasa. Pastinya, sudah menjadi makanan sehari-harinya. Tapi ketika ia juga pandai menulis, inilah yang dikatakan istimewa, luar biasa. Karena pada kenyataannya menulis itu lebih sulit dari pada sekedar berceramah. Terbukti, banyak orang pandai berceramah, merangkai kata-kata, bahkan bisa sampai berjam-jam, namun giliran diminta untuk menulis sebuah tulisan, susahnya bukan main. Jangankan menghasilkan sebuah artikel, untuk menghasilkan satu-dua paragraf saja, tak kunjung selesai.

Menulis menjadi nilai pembeda. Hal ini dialami oleh teman saya yang berprofesi sebagai seorang guru. Meski sama-sama sebagai seorang guru, namun hanya karena piawai menulis, meski sekedar menulis kumpulan puisi, justru menjadi nilai tersendiri baginya. Padahal tulisannya, non ilmiah. Tak seperti materi pelajaran atau pembelajaran siswa yang baku dan literatif.

Sungguh dengan giat dan piawai menulis, seseorang akan mendapatkan poin plus, punya daya jual dibanding dengan yang tidak. Maka menulislah, menulis apa saja. Karena dengan menulis, itulah yang membedakanmu! Selamat menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline