Jejaknya menelusuri jalanan, tanpa takut tak ada keraguan. Menelusuri siang dan malam di sepanjang jalan. Penuh liku dan godaan.
Jauh dari keluarga dan kemewahan. Sejenak berteman sepi dalam keramaian. Menggali hikmah di setiap keadaan, menggores kebajikan di ujung jalan.
Jejaknya lurus tak pernah putus. Memaknai hidup dengan tulus. Bermodal nafas yang masih berhembus. Tak peduli fulus atau mampus.
Tiap jejak adalah kata. Tiap desa, tiap kota adalah sebuah cerita. Menoreh suka dan lara, berjumpa dengan aneka rupa manusia. Dari hamba sahaya hingga sang raja.
O, pijakanmu masih ada di sini. Tak peduli di sekelilingmu, orang asing yang membencimu, bahkan membahagiakanmu.
Jejak -jejak itu mulai beranjak, tinggalkan kenangan dalam tiap kesempatan. Beragam jenis sambutan. Penghibur dan pengingat di masa mendatang.
O jejak Sang Musafir...kapan aku mengikuti jejak nafas hijrahmu. Hingga tak ada lagi benalu kedzaliman bersarang dihati.
Imam Chumedi (KBC-28)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI