Mengapa harus ada luka dihati, kalau kita tak merasa menyakiti atau tersakiti?
Mengapa harus ada curiga, kalau kita tak berbuat apa dibelakang sana?
Mengapa harus merana, kalau kita masih setia dalam cinta?
Mengapa harus marah, kalau benih asmara masih tertanam subur di dada?
Bukankah kita telah mengikat janji suci?
Bukankah kita bersama akan saling memahami?
Bukankah cinta itu tuk saling mengerti?
O Gelombang cinta, masih terus menerpa. Menghinggapi keraguan jiwa yang hampa.
Membuat luka, merana dan prasangka.
Membuncah prahara, menguji keutuhan asmara. Hingga lara, meronta, memutus janji setia.
Imam Chumedi (KBC-28)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H