Lihat ke Halaman Asli

khumaediimam

Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Dilema Poskamling Saat Pandemi

Diperbarui: 29 Desember 2020   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi. Imam Chumedi.

Sistem Keamanan Keliling (Siskamling) warga masih diyakini efektif sebagai upaya menjaga dan meningkatkan keamanan dan ketertiban lingkungan. Warga secara sukarela berjaga sesuai jadwal yang telah ditentukan bersama. Tak hanya itu, pendirian pos pun terkadang didirikan secara swadaya dan gotong royong warga sekitar.

Jika malam mulai tiba, beberapa orang mulai berkeliling mengelilingi lingkungannya, ada yang sembari menabuh kentongan, ada pula yang menyiapkan lampu center, sedang beberapa orang lainnya berjaga di Pos keamanan keliling warga. Semua dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan demi terciptanya suasana lingkungan yang aman dan kondusif.

Namun seiring masih ditetapkannya kondisi pandemi secara nasional, kegiatan guyub rukun seperti ronda siskamling pun kini jarang bahkan untuk sementara waktu dihentikan, mengingat larangan berkerumun yang dikeluarkan pemerintah guna pencegahan penyebaran virus Corona.

Imbasnya, suasana lingkungan makin sepi. Tak ada ronda, tak ada interaksi antar tetangga. Jikalau ada pun sangat dibatasi jumlah dan durasi waktunya. Padahal di saat seperti ini, persoalan keamanan dan ketertiban lingkungan pun bisa terancam. Karena ada pula oknum warga tertentu yang memanfaatkan situasi sepi semacam ini.

Dokumen pribadi. Imam Chumedi.

"Kami sebenarnya ingin melaksanakan ronda siskamling warga, namun berhubung masih kondisi pandemi, untuk sementara waktu kami pending untuk waktu yang belum bisa kami tentukan" tutur Setyo, ketua RW 01 desa Klampok, Brebes.

Sebenarnya ia menyayangkan sekali. Pasalnya pos ronda di lingkungannya baru terwujud beberapa bulan yang lalu atas gotong royong dan swadaya warga sekitar. Namun setelah jadi, belum bisa difungsikan secara maksimal sebagai pos keamanan keliling warga.

Ironinya, meski tak digunakan untuk pos ronda, alih-alih pos tersebut justru sering banyak digunakan untuk tempat nongkrok para remaja yang tak berguna. Kadang hanya sebagai tempat main game dan canda tawa remaja sekitar hingga larut malam tanpa mengenal waktu

"Kami selaku ketua lingkungan merasa dilematis. Pos ronda yang sejatinya memberikan manfaat, justru disalah gunakan oleh oknum remaja sebagai tempat yang justru meresahkan warga. Apalagi di tengah kondisi yang masih pandemi" tutur Setyo.

Imam Chumedi (KBC-28)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline