Untuk pertama kalinya, Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) kabupaten Brebes menggelar "Kenduri Budaya". Acara tersebut digelar secara sederhana dan menarik di aula Ponpes Al-Falah Salafi, Jatirokeh Brebes pada Jumat (18/12).
Hadir pada acara tersebut, KH. Mansur Tarsudi, KH. Labib Sodiq Suhaemi, jajaran kepengurusan PCNU kabupaten Brebes beserta ketua-ketua lembaga dan pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdhotul Ulama (MWC NU) se kabupaten Brebes. Hadir pula pada kesempatan itu Sang Maestro Budaya yang kini juga menjabat sebagai ketua Lesbumi Kota Tegal, Drs. H. Atmo Tan Sidik.
Tak lupa, Gus Faqih pun mengajak para santrinya untuk bersama-sama, berduyun-duyun mengikuti Kenduri Budaya. Baginya, kesenian Islami berhaluan Ahlus Sunah Wal Jamaah pun harus dikenalkan sedini mungkin di kalangan santrinya.
Dimas Indianto selaku ketua Lesbumi mengungkapkan bahwa acara pagelaran Kenduri Budaya merupakan bentuk rasa syukur, karena pada kesempatan itu pula Lembaga yang dinakhodainya resmi dilantik oleh ketua PCNU kabupaten Brebes, yakni Drs. H. Samsul Ma'arif M.Pd.
Usai melantik Lesbumi kabupaten Brebes untuk masa khidmat 2020-2025, Samsul Ma'arif berpesan agar lembaga-lembaga yang ada dibawah naungannya supaya melaksanakan program kerja dengan profesional dan proporsional.
"Sudah saatnya, lembaga yang ada betul-betul berkhidmat, menyentuh langsung dengan masyarakat, bukan sekedar seremonial belaka" tegasnya.
Acara pelantikan ditutup dengan doa oleh KH. Mansur Tarsudi selaku pengasuh Ponpes Al-Falah Salafi yang juga Mukhtasar PCNU kabupaten Brebes.
Kenduri Budaya makin hidup, saat pengunjung larut dalam irama sholawat religi oleh Munir "Debu" featuring Na'am Grupo. Tak hanya itu, hadirin dibuat kagum, ngilu dan berdebar-debar saat menyaksikan pertunjukan atraksi debus oleh perguruan Macan Ali dibawah panduan Mbah Tarjo. Belum lagi Dramatic reading yang begitu apik oleh Zara Zetty dan Rifki.
Puncak acara semakin pecah, saat Agus Tarjono, SH yang dikenal dengan Lebe Penyair mendeklamasikan tiga puisinya. Bahasa tubuhnya yang unik, serta suaranya yang menggelegar seolah "menggetarkan Arsy" dengan syair-syair puisinya yang sufistik.
"Saya sangat senang dengan kegiatan semacam ini. Kami jadi semakin tahu bahwa di Brebes ternyata banyak juga seniman dan budayawan muslimin dari kalangan Nahdhotul Ulama" tutur Tia, salah seorang santriwati asal Cirebon.
Imam Chumedi & Elisabeth (Lesbumi Brebes).