Proses belajar anak-anak kita saat pandemi, memaksa para orang tua aktif mendampingi, membimbing bahkan mengajarinya. Ya, karena pembelajaran lebih banyak di rumah atau daring.
Tak ayal, banyak juga tugas yang diberikan sekolah kepada anak-anak. Ujung-ujungnya banyak orang tua, yang justru kewalahan ketika mengajari anaknya sendiri.
Terlebih jika anak kita lebih dari satu yang duduk di bangku sekolah, sudah tentu menambah pusing para orang tua, selain memikirkan quota internet, juga sering kali para orang tua dibikin pusing dengan tugas tugas sekolah anak.
Masih mending mereka para orang tua yang berpendidikan, minimal bisa mengajari anaknya dengan baik. Bayangkan, mereka yang tak berpendidikan, alih-alih malah anak menjadi sasaran kejengkelan para orang tua. Bukannya pembelajaran, justru "pengajaran terhadap anak" yang terjadi.
Hal ini masih diperparah lagi dengan "keacuhan" sebagian ayah terhadap tugas dan pembelajaran anaknya. Hal itu dimaklumi, karena sebagian besar para ayah berperan di luar rumah, seperti mencari nafkah. Tak ada waktu, jarang dirumah.
Jangankan untuk membelajari anaknya, interaksi intens pun jarang terjadi. Akhirnya sosok ibulah yang menjadi bulan-bulanan dalam hal pendidikan dan tugas sekolah anak.
Jelas, seorang ibu menanggung beban berat, terutama dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak di masa pandemi sekarang ini. Padahal jika seorang ibu dan ayah saling bekerjasama tentu akan terasa ringan. Tak hanya dalam hal pengasuhan anak, tetapi juga dalam hal pendidikan anak. Ayah dan ibu harus berbagi waktu, peran dan tugas.
Hal ini telah kami laksanakan di keluarga kami. Saya dan istri berbagi tugas sebagai seorang ayah dengan segala kesibukan mencari nafkah untuk keluarga, saya lebih condong mampu dan mumpuni membimbing anak anak dalam hal agama, seperti mengaji, praktek ibadah dan pelajaran agama.
Sedangkan istri sebagai seorang ibu, lebih tlaten mengajari akademik anak, karena kebetulan istri juga berprofesi sebagai seorang guru.
Dengan pembagian tugas seperti ini, minimal mampu menjadi solusi bagi pendidikan anak di masa pandemi. Kami selaku orang tua sama-sama berkewajiban mendidik anak sesuai kemampuan dan bidang kami masing-masing. Keduanya saling mengisi dan melengkapi.
Anak-anak pun akhirnya sudah terbiasa dengan hal ini. Kepada siapa ia harus mengaji, praktek ibadah dan bertanya seputar agama, dan kepada siapa ia belajar pelajaran umum, seperti membaca, menulis dan berhitung.