Berangkat dari keterpanggilan jiwa untuk menghidupkan serta mengembangkan kesenian dan kebudayaan Islami, sejumlah seniman dan budayawan muslim dari berbagai wilayah di Brebes, bersilaturahmi bersama di Rumah Literasi Waskita, Kedungtukang Brebes, Kamis (03/12/2020).
Diantara mereka, hadir Agus Tarjono atau yang akrab disapa dengan Lebe Penyair dari Kersana, Dimas Indianto sang penyair sekaligus dosen di sebuah kampus ternama di Purwokerto, ada pula Ustadz Imam Chumedi seorang Da'i Kamtibmas Polres Brebes dari Wangandalem. Beliau adalah penulis buku Ayun-Ayun Badan (Himpunan Syair dan Siiran bahasa Jawa) sekaligus Kompasianer Brebes.
Hadir pula Zara Zetty, guru bahasa Indonesia sekaligus deklamator puisi, Kang Zaky Mubarok aktivis literasi dan riset Islami, Eko Dardirjo pengelola Rumah Literasi Waskita, Kang Happy pegiat Keris dan penulis sastra Bumiayuan serta beberapa seniman, budayawan milenial lainnya.
Mereka terhimpun dalam sebuah struktur kepengurusan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten Brebes periode 2020-2025. Dimas Indianto didapuk menggawangi lembaga tersebut, dan diagendakan bulan Desember ini akan segera dilantik.
Menyongsong agenda pelantikan, beberapa seniman tersebut menyempatkan diri hadir, ta'aruf serta berdiskusi bersama menyampaikan beberapa ide bregas guna menghidupkan Lesbumi, khususnya di kabupaten Brebes.
"Sengaja kami agendakan silaturahmi perdana ini guna mengenal satu sama lain. Dan kami pilih Rumah Literasi Waskita, karena kami anggap representatif. Alhamdulillah, pengurus Lesbumi yang tersusun ini merupakan "tapak-jalak" , perwakilan dari berbagai wilayah di Brebes, ada dari Selatan, Utara, Tengah maupun Barat", tutur Dimas.
Agus Tarjono, seorang Lebe Penyair dengan kegilaan puisinya membuka cakrawala diskusi siang itu dengan penegasannya perihal logo, arti dan kilas balik Lesbumi. Ia begitu antusias, bahkan mengajukan sebuah gagasan program Lesbumi Brebes dengan nama JASPEDATI yaitu Jalinan Silaturahmi Pengajian dan Kreatifitas.
JASPEDATI diharapkan mampu menjadi wadah untuk mengefektifkan dan menjalankan roda organisasi Lesbumi di kabupaten Brebes. Ke depan, pertemuan itu akan dilaksanakan rutin bergilir tiap tri wulan sekali.
Dimas Indianto menegaskan bahwa Lesbumi yang dinakhodainya itu juga merangkul para seniman muda, bahkan ada beberapa diantaranya fresh graduate. Ia mengkolaborasikan kepengurusannya dari berbagai latar belakang, usia dan potensi kesenian yang dimiliki masing-masing pengurus. Bahkan Dimas memoles struktur kepengurusan Lesbumi Brebes dengan mencantumkan sebuah bidang Ekonomi Kreatif, Riset dan Wacana Keilmuan, serta bidang Seni, Literasi, Budaya dan Tradisi.
Menurutnya, hal itulah yang menjadikan nuansa pembeda Lesbumi NU Brebes dengan lainnya. Bahkan sebagai trobosan awal, Lesbumi Brebes telah memiliki website resmi serta akun media sosial sebagai sarana komunikasi, kreatifas dan dakwah kesenian Islami. "Mungkin ini baru pertama kalinya di Indonesia" ungkap Dimas.
Di penghujung diskusi, Kang Happy yang juga pernah melanglang buana di beberapa tempat dengan sanggar keseniannya, berharap agar potensi-potensi dasar yang ada pada pengurus agar dapat dieksplorasi."Mari kita saling mengenal, saling memahami kelebihan dan kekurangan satu sama lainnya, serta saling mengisi, demi kemajuan Lesbumi NU Brebes ini" pungkas Kang Happy.