Pernahkah anda merasakan pengalaman seperti saya, terkecoh oleh mantapnya gambar aneka menu makanan di sebuah warung makan? Tapi apa yang kudapat ketika menu makanan aslinya tersaji, tepat di depan meja makan. Alamah, jauh sekali dari gambarnya.
Di gambar terlihat begitu lezat menggoda lidah. Tapi baru saja kulihat aslinya, tiba-tiba selera makan kita memudar. Ditambah lagi dengan rasanya yang jauh dari ekspektasi lidah kita.
Kecewa, itu pasti. Marah, sepertinya tak memungkinkan. Menyesal, adakalanya. Apalagi ketika kita makan tak sendirian, bersama keluarga, teman, kolega atau rombongan, tapi rasanya bak api jauh dari panggang, tentu menjadi catatan tersendiri. Bisa jadi kapok, tak akan datang untuk kedua kalinya.
Memang di era sekarang ini, banyak warung makan yang dengan sengaja memajang aneka menu makanannya sebagai salah satu daya tarik tersendiri. Biasanya langsung pada spanduk, banner, atau daftar menu makanan. Hal ini dimaksud guna memberikan gambaran umum tentang aneka menu makanan yang tersaji.
Namun fatalnya, terkadang gambar yang ada sengaja dibuat semenarik mungkin, hanya sebagai pemanis, penarik minat tanpa melihat dan mempertimbangkan sajian aslinya. Semisal dengan asal "mencatut" gambar makanan atau masakan dari Geogling atau browsing saja, dan dibuatnya dalam sebuah spanduk atau banner. Herannya, hampir sebagian besar kini penjaja makanan menggunakan asal gambar yang bukan gambar asli buatan atau dagangannya.
Oleh karena itu, jika anda mendapati hal semacam ini, tak ada salahnya jika kita bersikap lebih teliti dan waspada. Kita mau makan, menyantap menu makanan yang tersedia di warung tersebut, bukan menikmati kelezatan ala gambar yang ada. Bagaimana sebaiknya yang kita lakukan,?
Pertama, jika dirasa warung tersebut adalah pertama kalinya anda singgahi, jangan langsung memesan terlebih dahulu. Biasakan bertanya tentang menu-menu yang ada pada gambar. Misal, apakah menu pada gambar benar adanya? Seberapa porsinya. Misal isinya berapa ekor, berapa biji. Porsinya seberapa besar, satu porsi bisa untuk berapa orang?
Sering, ketika kita tidak jeli, hanya terpaut pada gambar, lantas asal pesan, yang terjadi, ternyata pesanan diluar pandangan awal kita. Bisa terlalu banyak atau sebaliknya, terlalu sedikit atau kurang.
Kedua. Pada beberapa warung tertentu kita jumpai hanya sederet gambar menu makanan tanpa adanya daftar harga yang tertera. Bagi kita, tak ada salahnya menanyakan aneka menu dengan harganya masing-masing. Tak perlu gengsi, agar tak ada penyesalan di kemudian hari, khususnya perihal harga.
Ketiga, jika kita memang masih awam dengan aneka menu yang tertera pada spanduk atau gambar, janganlah sekali-kali memesannya dalam jumlah banyak. Lebih bijaknya, bisa kita persen dengan porsi sedikit dulu, htung-hitung bahan uji coba. Baru ketika dirasa cocok, sesuai dengan selera lidah, kita bisa menambah pesanan ulang.
Imam Chumedi, KBC-28