Sekedar berjualan, mungkin naluri setiap orang bisa melakukannya. Namun ditambah dengan sebuah kepiawaian khusus, akan menambah nilai plus tersendiri bagi seorang pedagang. Bisa jadi ada konsumen atau pelanggan yang selalu setia membeli dagangannya bukan karena barang jualannya, tetapi justru karena sebuah kepiawaian yang ditunjukan oleh seorang pedagang.
Sebut saja berjualan es kelapa muda yang banyak kita temui di sepanjang jalan. Ternyata jika kita amati dengan seksama antara penjual yang satu dengan penjual es kelapa muda lainya, berbeda. Mungkijn dari rasa, atau dari sisi kepiawaain sang penjual es kelapa muda dalam menyajikan kelapa mudanya.
Saya termasuk penikmat kelapa muda, apalagi kelapa muda ijo wulung yang berkhasiat tinggi untuk beragam obat, sebut saja seperti untuk meluruhkan gejala batu ginjal maupun sebagai penawar racun. Meski rasanya tak semanis kelapa muda biasa, tetapi kelapa wulung sudah banyak dicari oleh orang yang mengerti khasiatnya.
Tiap kali saya membeli sebuah kelapa muda, secara pribadi saya bisa menilai tingkat kepiawaian atau kemahiran seorang penjual kelapa, dari tiga sisi. Pertama, dari cara pemilihan kelapa. Kelapa dengan jenis muda sekali, muda, sedang atau tua. Ada pula dari teksturnya yang tipis atau tebal dagingnya.
Bagi penjual kelapa yang berpengalaman, hal ini bukan merupakan sesuatu yang susah. Ia akan mahir memilah dan memilih, manakah kelapa yang muda, mana yang tua. Mana kelapa yang tipis dan mana yang berisi tebal. Biasanya, si penjual kelapa akan menepuk-nepuk kulit kelapa hingga terdengar sebuah bunyi. Jika bunyi nyaring (jawa: koclak), pertanda, itu kelapa tua. Sebaliknya jika bersuara ngebas, belm-blem, biasanya pertanda kelapa masih muda, banyak airnya.
Kedua, dari mengupas kelapa muda itu sendiri. Jika kita amati, ada beragam cara penjual kelapa untuk mengupas kelapanya. Bagi pemula, akan terlihat dengan jelas, terkesan pelan, penuh hati-hati dan kurang mantap. Sekalipun menggunakan golok yang tajam, tapi akan kentara sekali perbedaannya, antara penjual pemula dengan penjual kelapa yang sudah lama.
Penjual kelapa yang sudah berpengalaman terkadang mengupas kelapanya tanpa alas. Kelapa langsung dipegang tangan kirinya, dan tangan kanan mengupasnya langsung dengan golok tajam, cepat penuh atraktif.
Ketiga, kepiawaian dalam menggaruk isi atau daging kelapa. Bagi kita yang tak terbiasa, mungkin akan menghasilkan garukan yang kurang rapi, acak-acakan.
Sering kali, serat kulit kelapa pun ikut terbawa dengan dagingnya, yang kadang membuat pahit isi kelapa. Tapi bagi mereka yang sudah piawai, akan menghasilan sayatan yang bagus, rapi, merata dan isi kelapa pun bersih terambil semua, tak tersisa tanpa ada serat kelapa yang ikut tergaruk.
Imam Chumedi, KBC-28.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H