Lihat ke Halaman Asli

khumaediimam

Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Padepokan Kalisoga Gelar Sarasehan Seni Budaya Brebes

Diperbarui: 17 November 2019   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Sebelum saya datang kesini, terlebih dahulu saya luruskan nawaitunya" tutur Ahmad Tohari mengawali obrolan Sarasehan Budaya pagi itu. Ya, Minggu pagi 17 Nopember 2019, bertempat di Padepokan Kalisoga, Slatri Brebes, sejumlah seniman dan pegiat budaya Brebesan hadir bersua dalam sebuah acara Sarasehan Budaya bertajuk "Ikhtiar Membangun Identitas Budaya Brebes". 

dokpri

Sudirman Said selaku penggagas Padepokan Kalisoga, sengaja pagi itu mengundang secara khusus Sang Maestro Budayawan Banyumas, Kang Ahmad Tohari guna memantik para pegiat seni serta budayawan Brebes dalam mengidentifikasi jati diri budaya Brebes  yang sebenarnya. Diawal sambutannya, Ia menegaskan bahwa padepokan ini terbuka untuk umum dan tidak ada kaitannya dengan politik. 

Ia berharap padepokan ini akan tumbuh menjadi wahana "nguri-nguri kabudayan Brebesan" juga sebagai tempat literasi, life skill dan tempat yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat".

dokpri

Sebagai acara pembuka, Dalang Ki Tarto beserta rekan-rekan karawitan melantunkan beberapa lagu-lagu khas Brebesan, seperti: Sate Blengong, Randusanga, Ader Apa Iya. Kang Ahmad Tohari dan para hadir pun dibuai dengan syair Brebesan yang begitu "nyemek-nyemek" sembari menikmati silir angin sawah padepokan serta secangkir teh maupun kopi yang sudah tersedia. Puisi KAMBOJA, kolaborasi music etnic oleh Oos dan Jimmy menambah nikmatnya jamuan.

Acara sarasehan budaya begitu gayeng dengan moderator penyair muda, Kang Abu Makmur MF. Sebagai muqodimah, Lukman Suyanto yang kini juga sebagai ketua Lesbumi Brebes menyampaikan apresiasinya kepada bapak Sudirman Said yang telah menggagas ide mulia ini. "Kami, pegiat budaya hanya berusaha menangkap gagasan mulia ini, dengan harapan buah yang kita ambil ini bisa kita kupas, kita olah dan dapat dinikmati oleh masyarakat pada umumnya", tutur Lukman.

dokpri

Pada sesi pertama, Kang Tohari memberikan beberapa statement penting perihal tema membangun budaya Brebes. Baginya hal mendasar yang tak kalah penting yakni mengenali jati diri, Siapa, Apa itu Brebes?. 

Apa kiranya Slogan Brebes yang dapat diejawantahkan sebagai ciri khas seni kebudayaan Brebes? Dalam analisanya, budaya Brebes hampir sama dengan Banyumas, yang lebih bersifat egaliter, kerakyataan, tidak basa-basi, tidak harus adiluhung seperti budaya kraton, melainkan blakasuta alias apa adanya.

Kang Tohari berpesan untuk tidak bosan-bosannya, elemen masyarakat untuk menggunakan dan melestarikan bahasa ibunya. Kosakata khas Brebesan harus terus disuarakan dan ditampilkan. Dan memang dalam hal ini harus ada pejuang-pejuangnya. "Siapkah Bapak-Ibu menjadi pejuang Budaya Brebes?" pekiknya kepada yang hadir.

Sang penulis novel Ronggeng Dukuh Paruh itu pun menambahkan, bahwa reaktualisasi budaya juga merupakan keniscayaan yang kini tidak dapat dipungkiri di berbagai daerah. 

Kreatifitas serta perpaduan seni budaya bisa menjadi satu kesenian baru yang bisa mewakili identitas budaya suatu daerah. Hal inilah yang kiranya harus dirumuskan oleh para Budayawan Brebes, terlebih dengan kondisi Brebes sendiri yang begitu unik, ada Jawanya ada pula unsur Sundanya. 

dokpri

Di sesi kedua, para pegiat budaya Brebes mufakat mengusung slogan "Brebes Bregas". Slogan ini diharapkan mampu menjadi spirit identitas budaya Brebesan. Agenda berikutnya, Padepokan Kalisoga juga akan lebih intens menggelar acara-acara berkesenian serta aneka kegiatan sosial kebudayaan dalam berbagai bingkai kegiatan yang maslahah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline