Lihat ke Halaman Asli

khumaediimam

Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

"Pitutur" Pernikahan Sandang, Sanding, Sandung

Diperbarui: 25 Juni 2021   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pitutur" Pernikahan Sandang, Sanding, Sandung | dokpri

Pernikahan merupakan ikatan suci antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membina mahligai bahtera rumah tangga. Diibaratkan kedua insan ini akan mengarungi samudera rumah tangga yang teramat jauh nan luas, bahkan badai dan ombak kapan saja bisa datang menghempas. 

Maka sungguh dibutuhkan bekal yang cukup bagi kedua insan ini. Apalagi di hari-hari sebelumnya, kedua mempelai ini belum pernah merasakan pahit-manis, asam-asinnya romansa berumah tangga. Maka tak ada salahnya kita yang sudah makan garam dinamika berumah tangga berbagi ilmu kehidupan bagi mereka. 

Baca juga: Ketika Hubungan Pernikahan Mulai Hambar, Segera Lakukan 3 Hal Ini

Terlebih, bagi kaum Adam yang pada kodratnya harus menjadi imam bagi keluarga. Ia harus mampu memahami kewajibannya sebagai seorang suami pasca ijab qabul pernikahan. 

Menurut Ustadz Imam Chumedi, SUAMI itu merupakan kepanjangan dari "Semua Untuk Anak Maupun Istri" atau bisa juga "Selalu Usaha Akan Membahagiakan Istri" Sedangkan kepanjangan dari kata ISTRI yakni Insan Setia Taat Ramah dan Iman". 

Sebagai bekal bagi pengantin baru, kita juga sering mendengar pitutur orang tua Jawa yang berbunyi Sandang, Sanding, Sandung. Sejatinya pitutur ini bila diurai sangat dalam akan makna dan filosofinya. 

Baca juga: Pernikahan Cucu Kami Ala Mileneal

Pertama, Sandang. Kalau kita tilik Al-Qur'an, sebenarnya kata Sandang adalah kata kunci atau intisari dari surat Al-Baqoroh:187. "Hunna libasullakum wa antum libasullahunn", yang artinya: Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. 

Pada ayat ini mengisyaratkan kepada pasangan suami-istri untuk sama-sama menjadi pakaian. Bisa diartikan saling menutupi, saling menjaga kehormatan, saling melengkapi, memahami kekurangan yang ada dan saling menghargai. 

Kedua, Sanding. Diharapkan seorang suami bisa "nyanding" selalu berada di sisi seorang istri. Tak bisa dipungkiri seorang istri akan merasa senang dan tenang bila sang suami selalu bisa menemaninya. Dalam segala hal, suka maupun duka. 

Baca juga: Persiapan Pernikahan yang Wajib Dipersiapkan dari Jauh-jauh Hari, Calon Manten Wajib Tahu Nih!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline