Lihat ke Halaman Asli

khumaediimam

Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Gara-Gara Secangkir Teh

Diperbarui: 25 April 2019   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malamku begitu panas. Sepanas suhu pasca pemilu. Tapi kini menjadi adem. Gara-Gara se cangkir teh.

Secangkir teh melupakan kami akan 01 dan 02. Apalagi saat aku sruput teh buatannya. Ahh..., pas rasanya, pas banget buketnya. Sebuket persaudaraan kami sebelum pemilu.

Gara-gara se cangkir teh, bertamu jadi tak ingat waktu. Gara-gara secangkir teh, mertua-menantu rukun tak berseteru. Gara-gara secangkir teh, anak-cucu bisa ketemu.

Oh, se cangkir teh. Kau lambang keikhlasan, kebaktian seorang istri pada suami. Secangkir teh, lambang penghormatan, lambang persahabatan, juga simbol keakraban.

Gara-gara secangkir teh, sejenak problema hidup larut bagai gula dengan teh. Serasa nikmat. Tak lagi kupermasalahkan, mana manisnya gula dan mana pahitnya teh yang sesungguhnya. 

Semua itu, gara-gara secangkir teh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline