Lihat ke Halaman Asli

Ah Cinta...

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sudah menjadi pemabuk cinta entah sejak kapan. Menikmati cinta dari berbagai macam manusia adalah kebiasaanku. Melihat bagaimana cara mereka mencintai, lalu entah bagaimana mereka meneteskan air mata karenanya.

Satu-satunya kebodohan manusia adalah membiarkan mereka menjadi bodoh ketika menikmati cinta. Aku sendiri tidak tahu kenapa cinta selalu dibutuhkan setiap manusia, entah bagaimana cinta bisa menyihir manusia untuk begitu takluk atas logika-logika yang disuguhkan dunia. Ahh cinta…bagaimana rupamu? Mengapa semua orang mengaku merasakan keberadaanmu dan mengapa mereka seakan-akan memilikimu?

Aku terduduk lagi dalam kebisuan gerimis malam ini. Memikirkan mengapa cinta begitu hebat saat menciptakan rasa manis yang luar biasa melebihi madu manapun. Lalu ia bisa dengan ajaibnya merubah rasa manis itu menjadi racun yang mematikan tanpa membuat kita jera untuk tetap mecicipinya. Ah cinta…bagaimana caranya aku mendekapmu? Mengapa semua orang seperti telah merangkulmu bersama dengan mereka sedangkan aku tidak?

Kapan aku bisa bertemu dengan cinta? Aku ingin bertanya apa sesungguhnya yang ia inginkan. Aku ingin bertanya apa sebenarnya yang ia suguhkan. Mengapa terasa begitu membuncah saat menyentuhnya lalu dilain waktu akan tersiksa karenanya? Apa cinta itu semacam belati atau melati? Ah cinta…peduli apa aku tentang kau! Berikan saja semua yang kau miliki, berikan saja goresan-goresan belati atau lembutnya melati. Toh kau akan tetap hadir dimanapun dan kapanpun aku mau.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline