Lihat ke Halaman Asli

Khulaila Fahimatun Nisa

Mahasiswa di Institut Perguruan tinggi Mathaliul Falah

Alih Fungsi Lahan Pertanian di Desa Asempapan Picu Masalah Lingkungan

Diperbarui: 15 November 2020   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahan pertanian di Desa Asempapan terus menyusut, Lahan yang dulunya merupakan hamparan sawah kini mulai terancam akibat peralihan fungsi lahan, aktivitas bercocok tanam padi pun kini berubah menjadi membangun perumahan.

 “Angka pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di Desa Asempapan, menyebabkan menyusutnya lahan pertanian karena dijadikan pemukiman oleh masyarakat setempat” ungkap Purnomo, Sabtu (14/11/2020).

Menurut penelitian Ilham dkk (2003), peralihan fungsi lahan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, yakni rendahnya penghasilan petani yang mengakibatkan petani menjual lahannya. Dan kemudian lahan tersebut dialih fungsikan sesuai dengan keperluan pembelinya. 

Peralihan fungsi lahan ini, memicu terjadinya permasalahan lingkungan, karena dapat mengancam keseimbangan ekosistem lingkungan. Lahan pertanian merupakan ekosistem alami bagi beberapa binatang. Sehingga jika lahan tersebut mengalami perubahan fungsi, binatang-binatang tersebut akan kehilangan tempat tinggal dan bisa mengganggu ke permukiman warga.

Alih fungi lahan juga dapat menyebabkan resiko terjadinya banjir,  karena berkurangnya lahan untuk penyerapan air saat musim penghujan.

pembangunan-gorong-gorong-5fb05ff0d541df03e05a45c2.jpg

Untuk mengantisipasi hal itu, Pemerintah Desa membuat gorong-gorong, agar dapat mencegah terjadinya banjir akibat kurangnya lahan untuk penyerapan air.

Pengalihan fungsi lahan memang tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi dapat diminimalisir dengan menerapkan prinsip “hemat lahan” terhadap tata bangunan, yaitu membangun bangunan bertingkat. Cara ini cukup efektif untuk mengurangi penggunaan lahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline