Kau adalah malam yang bersekutu bersama gelap
dengan tangan dingin
telah kauhapus rona jingga
yang sengaja kutorehkan di langit senja
setelah kaki-kaki siang lunglai di sudut langit.
Sedikit pun tak terucap dari bibirmu
kata-kata manis sepadan rekah gincu
yang selama ini memerah
dan selalu kuanggap madu.
Entah apa yang membuatmu terpesona mimpi
yang bahkan ranjang persemaian benihnya belum juga tersiap.