Lihat ke Halaman Asli

koirul anam

Lelaki biasa yang mencintai dunia literasi.

Puisi | Subuh yang Syahdu

Diperbarui: 20 Maret 2019   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar: doc-pri

Karya, Wong Desa

Fajar datang bertandang. Secercah cahaya membentang di ufuk timur cakrawala, mengusir kesunyian yang menyelimuti bumi.

Lolongan srigala kelaparan itu, selalu menawarkan rasa ketakutan dalam hening mencekam, sebelum ahirnya lenyap terusir kokokan ayam jantan yang saling bersahutan.

Sejenak alam menjadi hening dalam diam. Seolah memberi celah pada lantunan suara adzan shubuh  untuk mendendang. Membangunkan jiwa-jiwa yang sedang terlena. Dalam buaian mimpi-mimpi indah yang melenakan.

Nadanya begitu merdu mendayu. Syairnya begitu indah penuh pesona. Namun, mengapa masih banyak pula hati yang luput dari sentuhan makna? Terbuai nikmat dunia yang sebenarnya hanyalah fana belaka.

Duhai, jiwa yang terlena oleh mimpi ilusi. Tidakkah bisa kau rasa akan kemuliaan shubuh yang syahdu? Tidakkah kau ingin menenggelam diri dalam samudra cinta-Nya yang selalu abadi?

Bangkit dan sadarilah!

Betapa bangun untuk melakukan shalat, itu lebih mulia daripada tidur berkawan mimpi.

***

Koirul Anam

Serutim Kobi   20 Maret 2019

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline