Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khozin

seorang anak laki-laki

Puisi | Takdir

Diperbarui: 8 Mei 2019   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika ini suratan, tentang ketidakberdayaanku yang ingin hidup bersamamu,

aku 'iya' saja.

Apalah arti bersama dengan ngeyel tanpa menyadari batas-batas kita.

Jika ini takdir besar kita, maka bolehlah aku memilih berjalan mengiringinya.

Bukan menyerah,

Aku hanya melepasmu, memeluk erat takdir Tuhan.

Apakah pilihan terbaik selain menjodohkan takdir dengan ketidakpuasan hati?

Inilah kenyataan, menerimanya adalah keniscayaan.

Pelan-pelan berpisah dengan suka-dukamu

Menyapa dan memanggil namamu dalam munajatku

Takdir bisa menjeda, memisahkan ego kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline