Lihat ke Halaman Asli

Khosyi Ariza

Political Analysis

Cyberspace dalam Demokrasi

Diperbarui: 19 Januari 2022   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teknologi berperan besar dalam menyempitkan waktu, ruang, dan jarak sehingga saling terkoneksi satu sama lain dalam satu ruang bernama ruang siber atau cyberspace. Pada ruang ini, semua orang lintas benua dan lintas negara dapat saling berdiskusi dan berinteraksi satu sama lainnya. Dimana, keberadaan internet telah banyak membantu adanya proses pendalaman demokrasi dalam masyarakat sehingga masyarakat mampu tampil sebagai demos seutuhnya.

Penetrasi internet melalui cyberspace telah menyemai adanya deliberasi nilai-nilai demokrasi seperti : kesukarelaan, kesamaan, maupun praktik berjejaring menyebar dan diterima secara meluas dalam masyarakat. Masyarakat juga lebih mudah dan cepat dalam membentuk peer group berdasarkan kesamaan minat maupun isu spesifik tertentu. Selain itu, suara minoritas yang selama ini termarjinalkan dalam praktik majoritarian pada sistem demokrasi konvesional, mendapatkan tempat untuk mengartikulasikan kepentingan dan identitas. Dari adanya ruang yang dinamis dan heterogen menjadikan public ramai menajadi netizen secara aktif maupun pasif dalam cyberspace. Berbagai macam isu dan tema yang diperbincangkan dari berbagai sumber menjadikan kesadaran kritis politik dalam menilai dan memandang suatu peristiwa tertentu. Implikasi yang ditimbulkan adalah munculnya para kelas menengah terdidik yang melek secara politik.

Tujuan penting dalam relasi antara cyberspace dengan demokrasi yaitu, Aktivisme yang bermakna terbentuknya gerakan politik dan Preservasi lebih dilihat bila cyberspace sebagai ruang demokrasi. Teknologi memegang peranan besar dalam memberikan ruang bagi terhubungnya koneksi antar jaringan, sehingga memudahkan penggunanya dalam hal berkomunikasi ataupun bertukar informasi yang selanjutnya dikenal sebagai istilah cyberspace. Ruang internet juga turut menggawangi aktivitas politik yang telah terlebih dahulu eksis dalam peran sertanya mewarnai isu-isu internasional. Sebagai contoh proses demokrasi yang dimana peran internet tersebut dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat berkontribusi secara penuh. Penerobosan cyberspace telah menghasilkan keberagaman  nilai demokrasi dalam hal menyebarluaskan praktik jejaring sehingga masyarakat dapat dengan mudahnya menerima informasi system demokrasi. Sehingga secara tidak langsung turut memberikan ruang bagi masyarakat untuk dapat berkumpul membentuk sebuah komunitas berdasarkan pada minat dan kesukaan terhadap praktik demokrasi ataupun isu-isu politik.

Penerobasan cyberspace dalam memberikan pengaruhnya bagi system demokrasi negara turut memunculkan berbagai isu dan pertanyaan yang beredar di masyarakat mengenai system demokrasi yang telah berkembang menjadi modern tersebut. Pasalnya demokrasi modern tersebut telah menghadirkan kepentingan public secara luas dan direpresentasikan menjadi sebuah kebijakan negara. Namun dalam keefektifan kebijakan tersebut seringkali tidak berjalan secara maksimal, pasalnya seringkali wakil pemerintahan dalam menyalurkan aspirasi masyarakat tidak memiliki nilai representasi yang maksimal, sehingga dapat dikatakan proses demokrasi belum terpenuhi secara baik. Hal tersebut dikarenakan adanya sebuah kepentingan mendasar yang perlu dipenuhi oleh wakil pemerintahan, disusul dengan kinerja wakil pemerintahan yang telah diberikan kewenangan dalam mengatur pemerintahan merasa bahwa derajat seorang pemerintahan memiliki kebebasan penuh dalam menjalankan tugasnya.

Proses demokrasi yang akan berjalan selanjutnya menjadi berjalan tidak efektif dikarenakan adanya permasalahan tersebut. Sehingga Ketika masyarakat telah terlanjur bergantung pada keberadaan cyberspace sebagai alat demokrasi, maka hal tersebut seharusnya menjadi pusat perhatian secara penuh. Manakala keberadaan internet telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di era saat ini, pun tak terkecuali proses demokrasi menjadi kepentingan nasional yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam membangun negara. Sehingga kedua aspek tersebut baik internet dan demokrasi menjadi kajian penting dalam representasinya agar keduanya dapat berjalan seefektif mungkin.

Demokrasi negara dalam cyberspace juga nampak ketika adanya negosiasi yang dilakukan secara virtual di Indonesia yang berlokasi dibali dalam Internasioanal convrens diplomasi digital (ICDD), yang mana acara ini merupakan wadah tukar pikiran negara di dunia. Tujuan dari acara ini yaitu menjadikan negara terbiasa dalam melakukan kegiatan diplomasi meski melalui virtual, dalam acara ini juga ada sekitar 20 negara yang mengikuti, sehingga instrumen diplomatik dslam negara kini mulai memasuki sesuatu hal yang baru. Dalam kaca ini berfokus ada pemulihan ekonomi negara yang terkana dampak dari pandemi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline