Lihat ke Halaman Asli

Tentang Rindu

Diperbarui: 4 Desember 2018   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Merindukan seseorang yang selalu ada dalam hati dan pikiran seakan tiada ujung, bagaikan benih yang kian tumbuh seperti itulah rasa itu muncul dan ada. Ia yang selalu ku rindukan bagaikan matahari yang menyinariku untuk terus tumbuh. Sore menjelang ia menjadi senja yang begitu indah dan di nanti. Ia begitu suka dengan senja hingga ku juluki ia dengan "Pria Senja", ia suka sekali bermain di pantai menikmati saat-saat senja datang hingga mulai menghilang ditelan langit malam.

Walau jarak memisahkan tapi rindu itu selalu ada, bayangmu selalu menemani hari-hariku. Kala rindu itu menyiksa dan mulai membuatku meneteskan air mata maka ku bentangkan sajadah, ku langitkan namamu dan ku curahkan berbagai rasa serta ingin ku pada Sang Pemilik Hati.

Melihat mu melalui dunia maya, mengetahui kegiatan, keadaan dan kabarmu membuatku dapat tersenyum lega dan senang. Sesekali ku mencoba menghubungimu dengan alasan-alasan klasik yang sesungguhnya terselip rasa rindu didalamnya, walau kata rindu itu tidak pernah benar-benar terucap. Menurutmu apa yang paling membuat bahagia saat merasakan rindu? Yaitu rindu itu mengingatkan ku akan berbagai hal tentangmu, mengingat berbagai hal bahagia saat bersama atau sekedar melihat atau mendengar suaramu.

Aku tidak pernah tahu apa yang kamu rasakan tentangku, atau apakah kamu memiliki rasa itu juga? Tapi yang pasti aku bahagia dapat dipertemukan dengamu, seseorang yang dapat membuat hati ini merasakan debaran itu, kebahagian yang diperoleh dari berbagai hal sederhana yang kamu lakukan dan hal lainnya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu.  

Terima kasih telah hadir memberikan warna dalam hidupku yang beberapa tahun sebelumnya begitu gelap. Aku tidak pernah tahu akan rahasia takdir tentang sebuah pertemuan dan perpisahan, jatuh dan cinta, serta jodoh dan kematian. Bila takdir menuliskan dan kamu yang tertulis di lauful mafudz maka pertemuan itu akan terjadi kembali, bilapun tidak biarkan semua tentangmu menjadi bagian terindah dari kisah klasik kehidupan ini. Sebab hati tidak tidak pernah tahu akan perasaan yang ada dalam dirimu tentangku.

-Rindu Senja-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline