Pamitmu terlalu prematur,
Meninggalkan ruam berikut sepinya
Ragamu terbang,
Tetapi aroma tubuhmu masih menyapa di balik gebar
Malam tak berani meniduri,
Begitu segan dengan tatapmu
Katanya, masih ingin sendiri
Aku sibuk mencatat sore
Melangitkan awan yang teduh
Menimbun syair gelap
Penyusun paragraf tiga pagi