Lihat ke Halaman Asli

Khonsa Rania

mahasiswa

Ketika Merasa Jauh dari Tuhan: Mencari Jalan Kembali

Diperbarui: 11 Juni 2024   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setiap manusia, dalam perjalanan hidupnya, mungkin pernah merasa terputus atau terlalu jauh dari Tuhan. Perasaan ini bisa muncul dari berbagai sebab, seperti kesibukan duniawi, kesulitan hidup, atau pengalaman pribadi yang mengguncang keyakinan. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak ada jarak yang terlalu jauh untuk ditempuh dalam upaya mendekatkan diri kembali kepada Tuhan.

Kesibukan duniawi sering menjadi penyebab utama terputusnya hubungan spiritual. Dalam kehidupan yang penuh dengan tuntutan pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab sosial, seringkali kita terlalu sibuk hingga melupakan waktu untuk beribadah atau merenung. Aktivitas sehari-hari yang padat dapat mengalihkan perhatian kita dari hubungan spiritual dengan Tuhan. Seperti yang diungkapkan oleh Andi, seorang profesional muda, "Terkadang saya begitu sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas sehari-hari sehingga saya lupa untuk meluangkan waktu untuk berdoa dan beribadah. Saya merasa semakin jauh dari Tuhan."

Pengalaman hidup yang menyakitkan juga bisa menjadi faktor yang membuat seseorang merasa jauh dari Tuhan. Kehilangan orang yang dicintai, kegagalan, atau penderitaan bisa membuat seseorang meragukan keadilan dan keberadaan Tuhan. Rasa sakit yang mendalam sering kali membuat seseorang merasa ditinggalkan atau tidak didengar oleh Tuhan. Siti, yang mengalami kehilangan orang tua dalam waktu yang berdekatan, mengungkapkan, "Saya merasa Tuhan meninggalkan saya ketika saya kehilangan kedua orang tua saya. Itu adalah masa yang sangat sulit, dan saya merasa sangat jauh dari-Nya."

Terlibat dalam perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dapat membuat seseorang merasa bersalah dan menjauh dari Tuhan. Perasaan bersalah dan malu ini bisa menghalangi upaya untuk kembali mendekatkan diri. Seperti yang diakui oleh Budi, "Saya merasa sangat bersalah karena telah melakukan banyak kesalahan. Rasanya Tuhan tidak akan menerima saya kembali."

Ada kalanya seseorang mengalami keraguan atau krisis iman, di mana keyakinan yang sebelumnya kuat menjadi goyah. Ini bisa terjadi karena pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang tidak terjawab atau pengaruh dari lingkungan yang skeptis terhadap agama.

Merasa jauh dari Tuhan dapat membawa berbagai dampak negatif pada kehidupan seseorang. Secara emosional, perasaan ini dapat memicu kecemasan, depresi, dan perasaan hampa. Kehilangan kedamaian batin dan tujuan hidup adalah dampak yang sering dirasakan. Secara sosial, hal ini bisa membuat seseorang merasa terisolasi atau tidak terhubung dengan komunitas keagamaan. Selain itu, rasa putus asa dan kehilangan harapan sering kali menjadi teman bagi mereka yang merasa jauh dari Tuhan.

Untuk menemukan jalan kembali, langkah pertama adalah mengenali dan mengakui perasaan tersebut. Luangkan waktu untuk merenung tentang hubungan Anda dengan Tuhan. Renungkan momen-momen ketika Anda merasa dekat dengan-Nya dan apa yang telah menyebabkan jarak tersebut. Menulis jurnal bisa menjadi cara yang efektif untuk mengeksplorasi perasaan dan pikiran Anda. Kembali kepada rutinitas doa dan ibadah adalah langkah penting. Meskipun pada awalnya mungkin terasa hampa atau mekanis, ketekunan dalam menjalankan ibadah dapat membawa kembali rasa kedekatan spiritual. Bergabung dengan kelompok keagamaan atau komunitas spiritual dapat memberikan dukungan moral dan emosional. Berbagi pengalaman dan mendengarkan kisah orang lain bisa memberikan inspirasi dan semangat untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan.

Memaafkan diri sendiri juga adalah langkah penting untuk pemulihan spiritual. Mengakui kesalahan dan memaafkan diri sendiri adalah langkah penting untuk pemulihan spiritual. Ingatlah bahwa Tuhan Maha Pengampun dan selalu membuka pintu bagi hamba-Nya yang ingin kembali. Seperti yang dinyatakan oleh Laila, "Saya belajar untuk memaafkan diri sendiri dan memahami bahwa Tuhan selalu siap menerima saya kembali." Membaca dan merenungkan ajaran-ajaran dalam kitab suci dapat memberikan pencerahan dan penghiburan. Ajaran-ajaran ini sering kali mengandung hikmah dan petunjuk tentang bagaimana mendekatkan diri kembali kepada Tuhan. Mengambil langkah nyata untuk meninggalkan perilaku negatif dan menggantinya dengan tindakan positif sesuai ajaran agama dapat membantu memulihkan hubungan dengan Tuhan. Ini bisa melibatkan perbuatan baik, amal, dan berusaha untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

Tidak ada jarak yang terlalu jauh untuk ditempuh dalam upaya mendekatkan diri kembali kepada Tuhan. Dalam ajaran banyak agama, Tuhan digambarkan sebagai Maha Pengampun dan Maha Pengasih, selalu siap menerima hamba-Nya yang ingin kembali. Proses ini mungkin memerlukan waktu dan usaha, tetapi dengan ketulusan hati dan tekad yang kuat, kedekatan spiritual dapat ditemukan kembali. Jangan pernah merasa bahwa Anda terlalu jauh dari Tuhan untuk kembali. Setiap langkah kecil menuju perbaikan dan mendekatkan diri adalah langkah yang berharga. Tuhan selalu ada, menunggu dengan tangan terbuka, siap menyambut setiap hamba-Nya yang kembali dengan hati yang tulus dan penuh harapan.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan panduan bagi mereka yang merasa terlalu jauh dari Tuhan. Semoga bisa menjadi sumber inspirasi dan penguatan dalam perjalanan spiritual Anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline