Lihat ke Halaman Asli

Senja ku dengannya

Diperbarui: 25 Januari 2025   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : penulis

Tak ada rindu yang menyiksa selain rindu yang takkan pernah berbalas. Kerinduan yang hanya dirasakan oleh mereka yang kehilangan kisah senjanya dan keharmonisan seduhan teh dari yang terkasih.

Aku yang selalu ditemani oleh kebaikan dari sang pendengar, keluhan yang tak pernah bosan mendengarkan apapun ungkapan dari hatiku. Yang terkadang bergumam tak jelas, dan sesekali mendukung ucapanku.

Senja...

Senja adalah tempat kita. Kita melewati setiap senja, sambil mengatakan keindahan yang anehnya kita tak pernah bosan dengan semburat jingganya, beribu senja sudah kita lewati delapan tahun ini. Sederhana. Sangat sederhana. Hanya memandang senja sambil duduk dibarisan rumput ilalang, atau sambil berjalan pelan nikmati hembusan angin yang terkadang bercampur debu.

Kau akan menatapku, sambil bergumam.

"Kau cantik.."

 kata yang tak sekalipun aku percaya, tapi sedikit banyak menumbuhkan kepercayaan diriku karena dicintai olehnya.

Cinta...

Apakah ini cinta. Cinta yang takkan pernah bersatu, meski waktu begitu lama sudah terlewat. Terlalu memaksakan rasa, hingga tak seorangpun tahu apa yang terjadi antara aku dan dia.

"Bohong."

Jawaban yang selalu sama yang kuberikan padanya. Dan kamipun tertawa bersama. Kebodohan ataukah memang rasa ini benar adanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline